Jepang Bangun Dinding Penahan Tsunami, seperti Ini Kehebatannya
Sayangnya, ada yang mengatakan jika penghalang baru ini terlalu tinggi dan bisa berpengaruh pada pariwisata.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Beberapa hari yang lalu, Jepang memperingati tujuh tahun gempa dan Tsunami yang menghancurkan setengah negeri ini.
Tepat pada 11 Maret 2011 silam pukul 14.46 waktu seempat, Jepang dilanda gempa berkekuatan 9,0 SR mengguncang kawasan Tohoku di lepas pantai Samudera Pasifik, tepatnya wilayah timur Sendai, Honshu, Jepang.
Pusat gempa terletak sekitar 70 kilometer sebelah timur Tohoku, perfektur Miyagi.
Ada lebih dari 15 ribu nyawa melayang.
Bencana dahsyat ini sebelumnya telah diprediksi oleh astrolog Richard Nolle.
Saat diwawancara ABC Radio pada Rabu 9 Maret 2011, Nole mengungkapkan, supermoon ‘ekstrem’ yang akan terjadi pada 10 hari kemudian yang membuat jarak Bumi-Bulan hanya 221.567 mil atau 356.578 kilometer.
"Supermoon ini akan memicu malapetaka," ungkapnya.
Menurut Nolle, adalah tarikan gravitasi yang diakibatkan supermoon yang akan membawa kekacauan pada Bumi.
Selain akibat fenomena supermoon, letak Jepang yang berada di sepanjang Cincin Api Pasifik juga membuatnya sangat rawan bencana gempa bumi.
Disamping itu, Jepang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi lautan sehingga rentan diterjang Tsunami.
Dalam sehari, negara ini bisa mengalami beberapa kali gempa kecil.
Itulah sebabnya, rumah di Jepang dibangun dengan bahan bangunan ringan yang tahan gempa.
Tujuh tahun bencana Tsunami Jepang berlalu, masih menyisakan trauma pada masyarakat Jepang.
Kini, pemerintah negara yang dikenal dengan kecanggihan teknologi-nya ini sedang membangun sebuah dinding besar di sepanjang pantai untuk melindungi warga dari Tsunami, dilansir dari laman TheGuardian.co.uk (13/3/2018)
Sayangnya, ada yang mengatakan jika penghalang baru ini terlalu tinggi dan bisa berpengaruh pada pariwisata.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/dinding-penahan-tsunami_20180313_200355.jpg)