Dinilai Eksploitasi, Yayasan Titian Lestari Sayangkan Rencana Pertunjukan Lumba-lumba di Kubu Raya

Yayasan TITIAN LESTARI mengimbau kepada kepala sekolah dan guru untuk tidak memobilisasi siswanya untuk menyaksikan pentas lumba-lumba tersebut.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
zoom-inlihat foto Dinilai Eksploitasi, Yayasan Titian Lestari Sayangkan Rencana Pertunjukan Lumba-lumba di Kubu Raya
NET
Lumba-lumba

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Yayasan Titian Lestari mengambil sikap atas rencana pertunjukan lumba-lumba di Area Parkir Paradis-Q Water Park Kubu Raya mulai 15 Februari - 18 Maret mendatang. 

Melalui rilis, Organisasi nirlaba yang berkedudukan di Pontianak ini menyatakan jika lumba-lumba kerap dieksploitasi melalui pentas untuk hiburan karena tingkat kecerdasannya yang tinggi, dengan dalih sudah memiliki izin dan juga sebagai media edukasi bagi masyarakat terutama anak-anak untuk dapat mengenal lebih dekat habitat mamalia laut yang dikenal menyenangkan sehingga akan tumbuh rasa menyayangi dan melestarikan mamalia tersebut. 

Baca: Potret Perjuangan Anak-anak Dusun di Daerah Aliran Sungai Kapuas Hulu Bersekolah

"Kita yang menonton atraksi tersebut memang tertawa dan merasa terhibur. Tapi, kita tak pernah tahu bahwa begitu tersiksanya lumba-lumba tersebut," kata Sulhani, Direktur Yayasan TITIAN LESTARI, Kamis (1/2/2018)

Baca: Pelayanan Cegah Stunting di Puskesmas Sungai Berjumlah Ratusan Balita

Menyikapi rencana Pentas Lumba-Lumba di Paradis-Q Water Park Kubu Raya yang akan dimulai 15 Februari - 18 Maret 2018, Yayayasan TITIAN LESTARI mengimbau kepada kepala sekolah dan guru untuk tidak memobilisasi siswanya untuk menyaksikan pentas lumba-lumba tersebut.

Baca: Aktifitas Budidaya Ikan Air Tawar di Desa Nanga Leboyan Kapuas Hulu

Kepada masyarakat Kalimantan Barat umumnya diharapkan lebih peduli untuk tidak mengajak keponakan, adik, teman, anak dan anggota keluarga lainnya untuk tidak menonton pentas lumba- lumba yang akan diselenggarakan Area Parkir Paradis-Q Water Park Kubu Raya.

“Toh kita sebenarnya bisa menemui lumba-lumba dan beratraksi dengan lincah di perairan lepas di Kalimantan Barat yang dipawangi Tuhan," lanjutnya. 

Setidaknya ada 6 alasan yang disampaikan mengapa masyarakat harus peduli dan tidak menonton atraksi lumba-lumba satwa liar lainnya. 

1. Atraksi lincah lumba-lumba yang melompat ke udara sebenarnya melibatkan diet ketat dibaliknya. Mereka dibuat lapar, dipaksa bergerak sesuai arahan, demi mendapatkan ikan/makanan. Lumba-lumba yang tampil di pentas, dilatih dengan sistem reward and punishment dengan membiarkan lumba-lumba merasa lapar dan juga dipaksa melompat dan mengikuti instruksi dengan iming-iming beberapa ikan sebagai imbalan.

2. Kolam tempat mereka melakukan atraksi jauh dari habitat asli. Tak hanya sempit, kesehatan penglihatan mereka pun terancam di sini. Secara alami lumba-lumba adalah penjelajah yang berenang aktif hingga ratusan kilometer dalam sehari. Namun saat menjadi anggota atraksi dalam pentas, mereka justru harus tinggal di kolam dan itu pun masih harus berbagi ruang dengan lumba-lumba lainya.

3. Riuh suara penonton justru membuat mereka terkena gangguan resonansi, yang bisa berujung pada akhir yang tragis. Tidak dipungkiri, lumba-lumba masuk dalam jajaran hewan cerdas karena banyak hal. Selain karena kapasitas otak yang lebih besar dibandingkan simpanse, mereka juga bisa mendeteksi keberadaan lumba-lumba lain pada jarak 220 km dengan sistem sonarnya. Mereka akan melihat dan berkomunikasi dengan menggunakan getaran suara yang merambat di perairan yang tenang.

Suara tepuk tangan dan riuh tawa para penonton bisa mengganggu keseimbangan indera pendengaran lumba-lumba yang juga berfungsi sebagai indera penglihatan mereka. Gangguan resonansi yang datang dari riuh rendah penonton di sekeliling bisa membuat lumba-lumba mudah stres, hingga berujung pada kematian.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved