Hidupnya Tragis dan Mengerikan! Kisah Virginia Woolf, Legenda yang Jadi Inspirator Para Penulis

Nyawa memang memisahkan Woolf dari dunia, tapi warisan karyanya telah bertahan jauh melampaui kematiannya yang tragis.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Virginia Woolf 

TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Google Doodle edisi, Kamis (25/1/2017) ini, menampilkan Virginia Woolf.

Virginia Woolf dikenal sebagai satu di antara novelis terbesar Inggris.

Meninggal 75 tahun yang lalu, pengaruhnya terhadap dunia sastra masih bisa dirasakan sampai hari ini.

(Baca: Ramalan Zodiak - Berhentilah Lakukan Ini karena Nyawa Kamu Terancam,Karier Juga Bermasalah )

Atas jasanya tersebut, Google menjadikan Virginia Woolf sebagai Google Doodles hari ini, Kamis (25/1/2017) yang juga merupakan hari ulang tahun ke-136 untuk Virginia.

Dilansir dari Wikipedia dan berbagai sumber, berikut sekilas kisah hidup, pekerjaan hingga akhir hayat Virginia Woolf yang membuatnya melegenda.

Virginia Woolf lahir dengan nama Adeline Virginia Stephen di Kensington, London pada tanggal 25 Januari 1882.

Orangtuanya adalah sejarawan dan kritikus Sir Leslie Stephen dan Julia Stephen, yang membesarkan Woolf dengan baik dalam lingkungan rumah tangga yang terpelajar dan terpilah.

(Baca: Harus Tahu, Mantan Captain dan Legenda Barcelona Ini Berulang Tahun di 25 Januari )

Hasil gambar untuk <a href='https://pontianak.tribunnews.com/tag/virginia-woolf' title='Virginia Woolf'>Virginia Woolf</a>

Setelah kematian ibunya pada 1895, Woolf mengalami guncangan mental yang meruntuhkan hidupnya.

Belum sembuh dari kehilangan ibunya, pada 1904, sang ayah pergi meninggalkan Woolf untuk selama-lamanya menyusul ibunya.

Woolf mulai menulis sejak usia dini, kemudian meluncurkan karya pertamanya yang diterbitkan pada Desember 1904, dan menulis untuk Times Literary Supplement pada tahun berikutnya.

Bersama suaminya, Leonard, yang dinikahinya pada 1912, dia menjadi bagian dari kelompok penulis berpengaruh yang dikenal sebagai Grup Bloomsbury yang menonjol di London pada awal abad ke-20.

Novel pertama Virginia, The Voyage Out, diterbitkan pada 1915, dan tulisan-tulisan berikutnya membuatnya menjadi novelis dan esais terkemuka pada masanya.

Dia menerbitkan secara prolifik antara Perang Dunia Pertama dan Kedua, dengan novel terakhirnya antara The Acts yang diterbitkan setelah kematiannya pada 1941.

Setelah menghasilkan naskah akhir untuk karya anumerta itu, Woolf jatuh ke dalam depresi.

Buku hariannya mengisyaratkan akan obsesinya atas kematian.

Pada 28 Maret 1941 dia menenggelamkan diri di Sungai Ouse dekat rumahnya, Monk's House di Lewes, Sussex - tubuhnya tidak ditemukan selama tiga minggu.

(Baca: Bejat! Pasien Cantik Ini Diduga Jadi Korban Pelecehan Petugas Rumah Sakit, Netizen: Gak Punya Moral )

Dalam salah satu catatan hariannya tertulis, "Sayang (suami), saya merasa yakin bahwa saya akan marah lagi.

Saya merasa kita tidak bisa melewati masa-masa mengerikan ini dan saya tidak akan pulih kali ini."

Nyawa memang memisahkan Woolf dari dunia, tapi warisan karyanya telah bertahan jauh melampaui kematiannya yang tragis.

Karyanya juga menginspirasi bangkitnya gerakan feminis di tahun 1970-an.

Disney bahkan membuat sebuah film yang mengisahkan tentang Virginia Woolf yang dibintangi oleh Elizabeth Taylor dan Richard Burton.

Selain itu, Nicole Kidman juga memenangkan Oscar karena memerankan sosok Woolf dalam film The Hours 2002, yang diadaptasi dari novel pemenang penghargaan Pulitzer Prize tahun 1998, Michael Cunningham.

National Portrait Gallery juga mengadakan sebuah pameran untuk menghormatinya selama tiga bulan pada 2014.

Woolf disebut-sebut sebagai inspirator para penulis profesional. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved