Peresmian Gardu Induk Tayan Kurangi Pemadaman Bergilir di Sanggau
GI ini, dapat mengurangi pemadaman bergilir, tapi kalau menghilangkan gangguan.
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN, Machnizon Masri meresmikan Gardu Induk (GI) 150 KV Tayan Hilir, kabupaten Sanggau dan PLTD tersebar, Rabu (24/1/2018).
Hadir dalam peresmian Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, GM PT PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan bagian Barat, Rahmat Lubis, GM PT PLN Wilayah Kalbar, Richard Safkaur. Selain itu, Manajer PLN Area Sanggau, Didi Kurniawan dan pejabat PLN lainya serta beberapa kepala OPD di lingkungan Pemkab Sanggau, Muspika, Forkompinda Sanggau.
Baca: Serap Kritik Dan Saran Dari Pelanggan, PLN Sanggau Gelar Sapa Pelanggan
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN, Machnizon Masri menyampaikan, beban GI Tayan ini bisa sekitar 7 MW, pihaknya memotong sebagaian yang dilayani dari Sanggau yang menggunakan 20 KV.
“Sebagian kita alihkan ke sini (Tayan), yang di Sanggau itukan selain PLTU
ada PLTD, ” ujarnya.
Dikatakanya, dengan adanya GI ini, dapat mengurangi pemadaman bergilir, tapi kalau menghilangkan gangguan tidak mungkin, karena kita punya jaringan yang 20 KV yang kawatnya telanjang.
“Dibawahnya masih ada pepohonan, tapi berkurang, nanti anda rasakan nanti. Pontianak saja, coba tanya masyarakatnya, dibandingkan dengan tiga tahun lalu seperti apa, ” jelasnya.
Baca: Suharso Ingatkan Tanggungjawab Kades Dunia-Akhirat
Berkaitan dengan target PLN, 100 persen ibu kota desa berlistrik, sebagain ada yang terealisasi tahun 2019 karena jumlah desa di Kalbar masih 452 desa yang belum berlistrik.
“Bayangan saya kita bagi dua, 2018 dan 2019. Kalau GI tayan ini bisa melayani kecamatan Tayan Hilir, Hulu dan Toba, tiga kecamatan, ” tegasnya.
Dikatakanya, karena radius GI kecil, pihaknya juga akan dibangun di Sanggau, Ketapang, Sintang, Sekadau. “GI Tayan ini sudah terkoneksi ke Pontianak, nanti dari sini ke Sanggau, Ferbruari 2018 sudah terkoneksi, kemudian Sintang 2019, Putusibau 2020, nanti sampai ke Pontianak sudah tersambung, ” ujarnya.
Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot menyampaikan, khusus masyarakat kabupaten Sanggau, dengan adanya GI ini, menjadi harapan yang sangat luar biasa.
“Pernyataan dari Pak Direktur juga sudah menjelaskan bahwa desa-desa di kabupaten Sanggau secara khusus di tahun 2018 ini bisa dituntaskan untuk melistrikanya. Ini suatu aplus bagi masyarakat kabupaten Sanggau untuk PLN, ” katanya.
Baca: Pj Gubernur Kalbar Tinjau Perbatasan Badau
Dikatakanya, dengan peresmian GI Tayan ini merupakan kabar gembira yang sangat luar biasa bagi masyarakat Sanggau.
Ontot menambahkan, di kabupaten Sanggau terdapat 163 desa ples 6 kelurahan. Saat ini masih ada 32 desa yang belum sama sekali dialiri listrik dan 36 ibu kota desa yang belum berlistrik.
“Jadi ada empat ibu kota desa yang belum berlistrik ditambah dengan 32 desa makanya totalnya 36 ibu kota desa. Empat desa tersebut diantaranya, desa Empiyang, desa Subah, desa Coet dan desa Melugai. Di desa itu sebagian dusunnya sudah ada listrik. Termasuk Toba ini, mungkin dalam waktu 2 atau 3 bulan ini tidak lagi 12 jam listrik nyala, tapi 24 jam, ” tuturnya.
Lanjutnya, kabupaten Sanggau memiliki 865 dusun dan 273 dusun yang belum teraliri listri. Dari yang sudah berlistrik ada yang dari PLN, PLTMH dan tenaga surya.
“Makanya kami bersyukur dengan adanya GI ini, dalam proses penyaluran listrik. Kami dapat angin segar, berita yang luar biasa. Karena masyarakat yang belum ada listrik pakai pelita untuk penerangan, jadi pukul 18.00 Wib masih ada api pelita, nah pukul 20.00 Wib keatas sudah gelap, ” ujarnya.
Untuk itu, Ontot berharap agar apa yang disampaikan ini benar-benar terealisasi. “Jangan sampai sudah ngomong dimana-dimana tapi tidak jadi pula dialiri listrik, ” tegasnya.
Ontot menegaskan, Pemda Sanggau sangat mendukung terhadap pembangunan listrik ini, apalagi masyarakat kita sekarang demam listrik. “Masa listriknya mau datang lalu kita halang gara-gara satu pokok sawit tidak mau di tebang, ” pungkasnya.