Kisah Pilu Pelacur Cantik Kelas Atas, Ditembak Mati Hingga Keluarganya Tak Mau Mengurusi Jenazahnya
Usianya yang beranjak tua dan tubuh yang semakin kaku untuk menari perlahan membuat kariernya memudar. Kekayaannya mulai menyusut.
Namun, Matahari memadukannya dengan kemolekan tubuh sehingga tariannya lebih cenderung sebagai striptease.
Untuk mendukung kariernya, dia membual sebagai perempuan kelahiran Jaffnapatam, India dari seorang ayah Brahmana dan ibu penari di kuil.
Tak menunggu lama, Mata Hari menjadi bagian dari kehidupan jetset di Eropa.
Dia bisa melanglang ke berbagai negara sepert Prancis, Swiss hingga Jerman sebagai pesohor.
Dia juga bisa menjalin affair dengan berbagai orang penting di Eropa dan dikenal sebagai pelacur kelas atas.
Di antaranya dengan Trougot Von Jagow, seorang petinggi intel dari Jerman dan Baron Edouard van der Capellen dari Belanda.
Perang Dunia I yang diproklamirkan Agustus 1914 membuat perubahan dahsyat pada kehidupan dan karier Mata Hari.
Eropa yang terbelah membuat Mata Hari tidak bebas lagi berpergian.
Usianya yang beranjak tua dan tubuh yang semakin kaku untuk menari perlahan membuat kariernya memudar.
Kekayaannya mulai menyusut.
Namun kecantikan dan kolega jetsetnya membuat dia tetap bisa bertahan di kalangan elite Eropa.
Hingga Mei 1916, seorang agen dari Jerman bernama Karl Kramer mengetuk pintu rumahnya di Den Haag.
“Maukah kamu membuat sedikit senang bangsa Jerman? Bayarannya sebesar 20 ribu franc,” ujar pria tersebut.
Kramer mengungkapkan keinginannya untuk merekrut Mata Hari menjadi spion Jerman.
Tujuannya memata-matai Prancis.