Profile
Tips Jauhi Narkoba ala Dokter Bidang Rehabilitasi BNNP Kalbar
Dokter bidang rehabilitasi BNNP Kalbar, dr.Tian Awal E F berbagi tips agar tidak memiliki rasa ingin coba-coba terhadap narkoba dari jenis apapun.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dokter bidang rehabilitasi BNNP Kalbar, dr.Tian Awal E F berbagi tips agar tidak memiliki rasa ingin coba-coba terhadap narkoba dari jenis apapun.
Dia menyarankan agar selalu berbuat positif baik dalam pergaulan, pekerjaan, maupun sekolah. Komunikas juga menjadi hal yang penting.
"Selalu berkomunikasi dengan orang tua, suami atau istri, pasangan maupun teman," katanya, Rabu (27/12/2017)
Menjauhkan diri dari kawan-kawan dan tempat-tempat rawan narkoba, dan ibadah tepat waktu.
"Hindari juga stress dan ajakan kawan yang tidak jelas untuk memakai narkoba dan iming-iming mendapat uang banyak dengan mengedarkan narkoba. Jika akan memakai narkoba ingat akibatnya terhadap diri, keluarga, pekerjaan/sekolah," tambahnya.
Dia mengungkapkan hanya ada tiga hal yang didapat oleh pengguna narkoba, yaitu gila/sakit organ tubuh, penjara atau mati.
Karena itu dia mengimbau jika di keluarga atau sekitar tempat tinggal, tempt kerja maupun sekolah ada yang mengetahui seseorang sebagai pemakai narkoba, maka orang tersebut harus diajak untuk rehabilitasi sebelum lebih parah dan tersangkut kasus hukum.
Dia yang telah menjadi dokter bidang rehabilitasi BNNP Kalbar Sejak tahun 2015 mengaku senang bisa mengaplikasikan ilmu kedokteran yang dia dapat untuk masyarakat.
Menjadi dokter rehabilitasi narkoba membuatnya bisa bertemu dan bersosialisasi dengan semua lapisan masyarakat karena pengguna narkoba berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari pendidikan, sosial, maupun ekonomi yang berbeda.
pekerjaannya juga membuatnya selalu berusaha belajar dan mencari informasi perkembangan tentang narkoba yang bisa diinfokannya kembali kepada keluarga, kawan dan sahabat.
"Apabila ada pasien yang bisa teratur mengikuti rehabilitasi rawat jalan di klinik kami dan pulih, bisa produktif kembali, kami jg ikut senang, ada rasa bahagia yang amat dalam," ungkapnya.
Semua pekerjaan memiliki suka dukanya, dia menuturkan kadang muncul rasa was-was terhadap ancaman karena dia menyadari pekerjaannya yang berkecimpung di bidang pencegahan narkoba sangat erat dengan hal-hal yang berbau kriminal.
"Tetapi kita tetap waspada dan berhati-hati, semoga selalu dalam lindungan Allah," ungkapnya.
Tantangan lainnya adalah ketika ada pasien yang masih menyangkal bahwa dirinya pengguna narkoba padahal keluarga sudah menyerah karena banyak materi yang sudah habis namun pemakai tidak menganggap narkoba sebagai musuh.
"Pemakai sulit menyadari bahwa narkoba adalah musuh mereka karena mereka menganggap narkoba membuat enak. Jadi kita benar-benar harus membuat hati dan pikiran pasien berubah lebih baik," pungkasnya.