Hari Ibu

Momen Peringatan Hari Ibu, Seperti Ini Sosok Ibu Dimata Wakil Bupati Sambas

Hairiah menjelaskan, regenerasi bangsa ini akan terus terjaga, dengan memberikan perhatian kepada kaum ibu...

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Wakil Bupati Sambas, Hairiah mencium ibunya usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sambas di Balai Petitih, beberapa waktu lalu 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Dalam momentum peringatan Hari Ibu, yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, Wakil Bupati Sambas, Hairiah mengingatkan, bahwa sosok Ibu adalah perempuan yang mempunyai kodrat untuk melahirkan generasi, dan harus mendapatkan perlindungan dari keluarga.

"Sebagai seorang perempuan yang berperan sebagai ibu, tentunya harus mendapatkan perlindungan dari suami, anak dan keluarganya," ungkapnya, Kamis (21/12/2017).

Hairiah menjelaskan, regenerasi bangsa ini akan terus terjaga, dengan memberikan perhatian kepada kaum ibu, serta menghindarkan ibu dari segala bentuk tindakan kekerasan.

Baca: Musnahkan Barang Bukti Narkoba dan Miras, Ini Imbauan Polres Sambas

Karena bagaimana pun, menurut Hairiah, peran asah, asih, dan asuh tetap masih melekat dalam kodrati seorang ibu.

Jadi itulah dikatakannya sebagai penghargaan yang setinggi-tingginya bagi ibu, benar-benar terimplementasi dalan segala ruang, baik kebijakan yang responsif terhadap ibu.

Baca: Enam Rumah Porak-poranda Diterjang Ombak, Puluhan Warga di Jawai Selatan Terpaksa Mengungsi

"Misalnya di sisi kesehatan ibu hamil atau setelah melahirkan, dengan memberikan jaminan kesehatannya sejak hamil sampai melahirkan, dan terhindar dari resiko kematian. Kemudian terhadap bayi, yang tidak lagi mengalami gizi buruk. Itu penting, selain kebijakan yang melindungi dengan bentuk undang-undang dan peraturan daerah," papar Hairiah.

Hairiah menilai, jika dilihat dari sejarah peringatan Hari Ibu, kita harus mengingat begitu hebatnya perjuangan kaum perempuan pada masa lalu.

"Dimana pada tahun 1928, para perempuan bersatu menyuarakan kepentingan dan hak perempuan dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, politik, sosial dan budaya. Sehingga digelarlah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta,"

Lanjut Hairiah, satu di antara keputusan dalam kongres tersebut, adalah terbentuknya satu organisasi federasi yang mandiri, yang diberi nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

"Jadi, seiring perkembangan dan kemajuan pada saat ini. Kitalah yang wajib meneruskan perjuangan kaum ibu pada masa itu. Kita bisa rasakan dan alami pada saat ini, terbuka kesempatan pada kaum perempuan untuk mendapatkan perlakuan yang sama sebagai warga negara, dan turut serta mengisi pembangunan. Semua karena perjuangan ibu," tegasnya.

Tak hanya itu saja, Hairiah mengingatkan, bahwa dalam tuntunan ajaran Nabi Muhammad SAW, telah diberikan contoh, bagaimana kita harus menghormati seorang ibu.

"Hormat dan patuh pada ibu, adalah bagian dari kehidupan kita setiap hari. Sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi besar junjungan kita, Muhammad SAW, mengingatkan kepada kita untuk mencintai ibumu, ibumu dan ibumu," sambungnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved