Terkait SK Hutan Lindung Masyarakat Adat Seringin, Ini Pesan Jarot!
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sintang mengamini dengan segera dikeluarkannya SK Hutan Lindung Masyarakat Adat Seringin.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG- Bupati Sintang, Jarot Winarno untuk menghadiri acara Penyerahan Surat Keputusan Hutan Lindung Masyarakat Adat Seringin di Dusun Tanah Putih, Desa Sepulut, Kecamatan Sepauk, Jumat (15/12/2017) siang.
Didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang Darmanata, Jarot menjelaskan bahwa kawasan ekosistem esensial adalah daerah di luar kawasan hutan tetapi punya nilai konservasi tinggi.
"Contohnya lahan gambut, wilayah tangkapan air, lalu kawasan yang masih hijau dan bermanfaat untuk masyarakat. Hebatnya ini tumbuhnya dari inisiatif dari tingkat bawah/bottom up," ujar Jarot kepada Tribun Pontianak.
(Baca: Suasana Kedatangan Bupati Jarot Saat Berkunjung ke Dusun Tanah Putih )
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sintang mengamini dengan segera dikeluarkannya SK Hutan Lindung Masyarakat Adat Seringin.
"Kita kumpulkan dengan beberapa kawasan serupa seperti yang ada di Gemba Raya, di Kelam dan sebagainya segera kita usulkan kekementrian kehutanan supaya bisa dikeluarkan," katanya.
(Baca: Jarot Berikan Hadiah Bagi Anak SD yang Mampu Jawab Pertanyaannya )
Ia juga berpesan karena ini merupakan dari masyarakat sipil yang banyak bergerak, ia meminta ada tanda kehadiran negara. Perpanjangan tangan presiden ditingkat desa adalah adalah kepala desa dan perangkat desa.
"Makanya disitu lah perangkat desa tinggal mengambil peran juga dengan mendirikan Bumdes, usahanya salah satunya adalah eko wisata, dana desa dialirkan juga kesana, pasti tidak cukup kan," katanya.
Meskipun demikian, Pemkab Sintang juga akan membantu, sehingga bisa tumbuh dan membesarkan Bumdesnya. Inilah, model seperti ini yang diinginkan, model pembangunan yang berkelanjutan.
"Masyarakat sudah berkeinginan untuk menjaga tadi hutan itu, yang kedua melalui kegiatan Bumdes nya pada akhirnya ada kelompok desa wisata, kelompok desa wisata yang betul betul dari teman-teman dari masyarakat desa," jelasnya. (hid)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/jarot-winarno_20171215_174554.jpg)