Waspada Teroris

Densus 88 Amankan Bapak dan Anak Terduga Teroris, Begini Respon Warga Ngabang

Kejadian diamankannya dua warga yakni K (45) dan anaknya J (15) yang tinggal di Dusun Raja, Desa Raja, Kecamatan Ngabang oleh Densus 88.

Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ALFON PARDOSI
Rumah K yang berada di Dusun Raja, Desa Raja, Kecamatan Ngabang tertutup rapat pada Minggu (10/9) sekitar pukul 10.30 WIB. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Alfon Pardosi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Kejadian diamankannya dua warga yakni K (45) dan anaknya J (15) yang tinggal di Dusun Raja, Desa Raja, Kecamatan Ngabang oleh Densus 88 pada Sabtu (9/12) sekitar pukul 20.30 WIB sontak membuat warga sekitar kaget.

Pasalnya, kehadiran Densus 88 untuk mengamankan kedua warga tersebut diduga karena terindikasi teroris. Dalam kesempatan tersebu Densus 88 dibackup oleh Resmob Polda Kalbar dan Polres Landak.

Meski kediaman yang bersangkutan sempat dijaga ketat oleh anggota Polres Landak pasca diamankannya dua warga itu, namun pada pagi harinya rumah yang biasanya berjualan pakaian muslim itu sudah tidak dijaga lagi.

(Baca: Suasana Rumah Terduga Teroris Pasca Diamankan Densus 88 )

Pantauan Tribun, istri K dan anaknya yang lain masih berada di dirumah. Terlihat sang istri sempat keluar dari rumah menggunakan sepeda motor, namun saat kembali rumahnya langsung ditutup rapat.

Satu diantara tetangga K yakni Ugun, yang belum lama ini baru pindah rumah. Mengakui sangat kaget dengan adanya kabar bahwa mantan tetangganya itu diamankan Densus 88, dan diisukan terlibat jaringan teroris.

"Saya kaget juga dengar kabarnya tadi malam, makanya saya datang pagi ini ke sini," ujar Ugun yang berbincang dengan Tribun bersama warga lainnya di warung kopi tidak jauh dari kediaman K pada Minggu (10/12) pagi.

Diakuinya, K adalah pegawai dinas pertanian dan bekerja di Anjungan. "Waktu saya masih tetangganya, dia (K) PP ke Anjungan, sempat cerita mau pensiun dini. Istrinya jualan pakaian muslim di rumah itu, dibantu anak-anaknya ada tiga orang," kata Ugun.

Terkait dengan dugaan K beserta anaknya J terlibat jaringan teroris, diakuinya selama ini tidak ada geliat yang menonjol. "Saya sering ngobrol sama dia, tapi tidak pernah bahas masalah teroris atau pun jihad," akunya.

Lanjutnya lagi, memang K sendiri jarang pergi-pergi dari rumahnya. Karena selain berjualan pakaian muslim, di depan rumahnya juga sambil berjualan makanan seperti martabak mini, tokoyaki, kerupuk basah, dan mpe-mpe.

"Mereka di situ sudah sekitar lima tahun kalau tidak salah, awalnya mengontrak di depannya. Lalu ngontrak lagi ke ruko yang sekarang dan sudah sekitar tiga tahun," bebernya.

Untuk kebiasaan sehari-hari, Ugun selaku tetangga tidak ada menaruh curiga. "Karena dia memang tidak pernah cerita tentang teroris atau yang lain, hanya itu yang kadang dibahas bahwa dia benci dengan masalah narkoba," terangnya.

Selain itu, kebiasaan lain di rumah K yang baru disadari oleh Ugun adalah tetangganya itu biasa memasang lagu-lagu jihad. "Kalau cerita-cerita jihad sih tidak pernah, tapi kadang saya dengar itu di rumahnya terdengar lagu-lagu tentang jihad," ucapnya.

Sedangkan untuk kebiasaan dari anak-anak K yang berjumlah tiga orang, sulit diketahui altifitasnya karena jarang keluar bergaul dengan yang lain. "Anak-anaknya tidak sekolah di luar, tapi sekolah di dalam rumah saja," tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved