Harga Pangan Dorong Deflasi November 2017, Inflasi Diperkirakan Meningkat

Selain itu, berlimpahnya suplai telur ayam (diantaranya dari Singkawang) juga mendorong penurunan harga telur ayam.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ MASKARTINI
Bawang merah yang ada di pasaran Kota Pontianak, Kamis (7/12/2017). Harga bawang merah cenderung mengalami kenaikan. 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Adhinanto Cahyono mengatakan koreksi harga pada komoditas bahan pangan kembali menjadi faktor pendorong utama deflasi di Kalimantan Barat pada November 2017.

Setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,26% (mtm), pada November 2017 secara umum penurunan tingkat harga barang dan jasa di Kalimantan Barat kembali terjadi hingga sebesar -0,27% (mtm) atau 4,46% (yoy).

"Deflasi pada November 2017 ini tercatat jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historisnya pada tiga tahun terakhir yang sebesar 0,43% (mtm). Hal ini tidak terlepas dari penurunan harga bahan pangan seperti sayuran dan ikan tangkap. Dengan demikian, inflasi Kalbar selama Januari-November 2017 mencapai 3,51% (ytd) dan masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2017 yaitu sebesar 4±1%," ujar Adhinanto melalui press release.

(Baca: Aksesori Natal Spesial Tersedia di Gramedia Ayani Megamal Pontianak )

Berdasarkan komoditasnya, komoditas yang memberikan andil terbesar pada deflasi November 2017 adalah komoditas kelompok volatile foods (VF) wortel, ikan tongkol, ikan kembung, telur ayam ras dan tomat sayur. Kelompok VF secara umum tercatat mengalami deflasi sebesar -1,21% (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata secara historis selama tiga tahun terakhir yang mengalami inflasi sebesar 0,54% (mtm).

(Baca: Komnas HAM Gelar Seminar Bersama Organisasi Mahasiswa se-Kalbar )

"Setelah pada bulan sebelumnya menyumbang inflasi, kembali normalnya pasokan di pasaran mendorong koreksi harga cukup dalam untuk komoditas wortel di Kalimantan Barat. Selain itu, cuaca yang masih mendukung aktivitas nelayan di lautan pada November 2017 membuat ketersediaan ikan tangkap terpantau cukup melimpah sehingga membuat harga ikan (khususnya tongkol dan kembung) terpantau menurun sepanjang bulan," ujarnya.

Selain itu, berlimpahnya suplai telur ayam (diantaranya dari Singkawang) juga mendorong penurunan harga telur ayam. Penurunan harga beberapa komoditas tersebut juga terkonfirmasi dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia di beberapa pasar tradisional dan modern yang berlokasi di Kota Pontianak.

"Sementara itu, kenaikan harga bawang merah, kangkung, kacang panjang, jeruk dan sawi hijau menahan deflasi lebih lanjut kelompok VF pada November 2017. Kenaikan yang cukup tinggi pada komoditas bawang merah disebabkan oleh menurunnya pasokan dari luar Kalbar. Tekanan inflasi kelompok komoditas core (inti) juga kembali mengalami penurunan terhadap inflasi November 2017," ujarnya.

Kelompok komoditas inti tercatat mengalami deflasi -0,02% (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi inti dalam 3 tahun terakhir yang sebesar 0,35% (mtm). Komoditas inti yang mengalami koreksi harga pada bulan ini utamanya adalah sotong, cabai merah kering, daun seledri, makanan ringan dan emas perhiasan.

Tren penurunan harga sotong telah berlangsung sejak bulan Oktober 2017 yang disebabkan oleh melimpahnya persediaan sotong di pasar. Di sisi lain, meningkatnya harga mobil, jam dinding, batako, nasi dengan lauk serta ikan kembung asin menahan deflasi lebih lanjut pada komoditas inti.

Demikian halnya dengan tekanan inflasi kelompok administered prices (AP) pada bulan November 2017 juga mereda. Kelompok komoditas AP tercatat mengalami deflasi sebesar -0,05% (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi AP November dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,74% (mtm). Penurunan tarif angkutan udara menjadi penyebab deflasi kelompok AP November 2017.

Diakuinya telah beroperasinya NAM Air untuk mengisi rute penerbangan Kalstar yang sedang dibekukan operasionalnya oleh pemerintah mendorong kembali normalnya harga tiket, khususnya untuk rute Pontianak-Ketapang. Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga namun karena sumbangannya tidak signifikan, maka sehingga secara umum tidak terdapat komoditas yang dapat menahan laju deflasi komoditas AP pada November.

"Hingga akhir tahun, tekanan inflasi Kalbar diperkirakan akan meningkat. Pada Desember 2017 Kalimantan Barat diperkirakan akan mengalami inflasi. Koordinasi pengendalian inflasi semakin diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko khususnya menjelang musim libur akhir tahun yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi dari kelompok komoditas VF dan AP," kiranya.

Berdasarkan pemantauan pola historis selama empat tahun terakhir (2012-2016), tekanan inflasi Desember terutama bersumber dari potensi kenaikan tarif angkutan udara, harga ikan kembung dan daging ayam ras.
Mencermati masih tingginya faktor risiko dan tantangan dalam pengendalian inflasi yang dihadapi, koordinasi TPID se-Provinsi Kalimantan Barat akan terus diperkuat dan difokuskan terutama dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga melalui terjaganya stok serta kelancaran distribusi bahan pangan strategis.

Berbagai langkah pengendalian inflasi pun terus dilakukan oleh TPID Kalbar seperti peningkatkan produksi komoditas, memastikan kecukupan stok komoditas pangan melalui peninjauan langsung ke pasar tradisional (khususnya jeruk dan sawi hijau). "Upaya memperpendek jalur distribusi lewat program Rumah Pangan Kita juga dilakukan, serta terus mengelola ekspektasi konsumen melalui optimalisasi pemantauan harga komoditas pokok dengan memanfaatkan informasi digital seperti PIHPS (tingkat nasional), PIPHS Enggang (tingkat provinsi) serta GENCIL (Kota Pontianak)," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved