Profile
Tangan Dingin di Balik Robot-robot Karya Mahasiswa Teknik Untan
Di bawah bimbingannya mahasiswa sering melakukan riset yang menghasilkan inovasi dan dapat digunakan oleh masyarakat banyak.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
"Saya ubah konsep laboratorium yang membosankan, dindingnya tidak lagi putih tapi jadi berwarna-warni, di depan juga dipajang karya para mahasiswa supaya adik-adiknya bisa melihat. Dengan itu mereka merasa dihargai," paparnya.
Ayah empat anak ini sangat yakin tiap mahasiswa memiliki potensi masing-masing yang bisa dikembangkan. Hanya perlu dorongan dan semangat. Dia mengatakan tidak ingin potensi yang dimiliki mahasiswanya tidak dimanfaatkan, karena itu dia memberi mereka ruang untuk berkembang.
Tahun 2014 dia menggagas dan membentuk Innovation and Product Development Center (INVENT) University of Tanjungpura sebagai wadah yang menaungi hasil-hasil riset yang nantinya memiliki potensi komersil dengan mencari pihak ketiga, dalam hal ini industri untuk terlibat bersama (triple helix).
"Metode pembelajaran dan gagasan adanya INVENT ini akhirnya terbentuk dengan SK Rektor yang mudah-mudahan ini semua untuk menunjang Universitas Tanjungpura dari Satuan Kerja (PTN-Satker) menuju PTN-BLU dan PTN-BH," ujarnya.
Dosen ini tidak hanya ahli membuat robot, dia juga senang menulis. Beberapa tulisannya tidak hanya bertema akademik, tapi juga sastra.
"Waktu di Jepang saya sering meluangkan waktu untuk menulis beberapa catatan. Dijadikan buku dan ternyata banyak juga yang baca. Beberapa bahkan bisa ditemukan di Gramedia," ucap penulis Getar Asa Negeri Sakura ini.
Setidaknya ada 4 buku sastra karyanya yang diterbitkan penerbit nasional. Dengan semangat positif yang dimilikinya dia berharap para mahasiswa bisa berkembang lebih baik darinya.
"Saya ingin mahasiswa memanfaatkan kesempatan kuliah sebaik mungkin, menyerap ilmu sebanyak mungkin, bermain sepuasnya, berkarya selagi bisa karena kelak ketika meninggal kita tidak diingat jika tidak memiliki karya," pungkasnya.