Kisah Inspiratif Tentara Perempuan Pontianak, Lulus Untan, Nikmati Peran Ibu Sekaligus Prajurit
Dengan potongan rambut khas seorang prajurit wanita, dia tersenyum simpul mempersilakan duduk.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Nasaruddin
(Baca: Prostitusi Online Singkawang Terungkap, Mucikari Beberkan Identitas Pelanggan hingga Tarif )
Menjadi seorang prajurit perempuan, sekaligus ibu tentu bukan hal yang mudah.
Konsekuensi dari pekerjaannya adalah harus berpisah dengan keluarga.
Suaminya merupakan seorang prajurit pula dan kini berada di Jakarta.
Sedangkan putri bungsunya mengenyam pendidikan di SMA Krida Nusantara, Bandung.
Sementara yang ikut ke Pontianak hanya putra sulungnya, yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMA.
"Semua pekerjaan memiliki sisi keras dan humanisnya, semua ada porsinya," katanya saat menuturkan pengalamannya menjadi seorang prajurit.
(Baca: Video Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan Dwikora Lengang )
Ketika terjun ke dunia militer, baik laki-laki maupun perempuan memiliki tanggungjawab yang sama.
Tidak ada yang berbeda. Laki-laki merayap, maka perempuan juga merayap.
"Laki-laki gendong ransel, kami juga gendong ransel. Prajurit laki-laki mengenakan helm, kami juga sama. Mereka menembak, kami juga menembak," ujarnya.
Namun hal tersebut tidak membuatnya lupa akan posisinya sebagai seorang perempuan yang mengandung, melahirkan, dan mendidik anak-anak.
Mengenai kehidupan dalam berkelurga, diakuinya memiliki tantangan tersendiri.
Terutama saat harus bertugas ketika anak-anak sedang perlu didampingi.
Sejak kedua buah hatinya kecil, dia dan suami telah memberi pemahaman mengenai manajemen waktu dalam keluarga.