Wibowo: Ada 3 Unsur Yang Harus Diperhatikan Pembudidaya Perikanan

Ternyata biaya produksi kita itu selama ini habis hanya untuk pakan, sekitar 60 persen sampai 70 persen.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / TITO RAMADHANI
Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan DJPB KKP, Arik Hari Wibowo (batik coklat) foto bersama dengan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan saat meninjau proses pengerukan kolam Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat, Jalan Penjajap Timur, Pemangkat, Senin (30/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Arik Hari Wibowo mengungkapkan, kebijakan DJPB dalam membangun perikanan budidaya secara nasional, adalah mendorong perikanan budidaya mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan.

"Untuk menuju perikanan budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan mandiri, ada 3 unsur (aspek) yang sering disampaikan Pak Dirjen Perikanan dan Budidaya kepada masyarakat, khususnya yang berusaha di bidang budidaya," ungkapnya Senin (30/10/2017).

Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan, yakni aspek pertama adalah aspek teknologi produksi. Karena kalau berbicara tentang budidaya, maka mau tidak mau atau suka tidak suka, kita harus memasukkan teknologi di dalamnya.

(Baca: DBD Serang Balita di Tayan Hulu, Komisi D DPRD Sanggau Dorong Pemkab Lakukan Ini )

"Supaya produk-produk hasil budidaya tadi memiliki daya saing, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk dari luar negeri termasuk dari kawasan dalam negeri sendiri. Kemudian, selain memasukkan teknologi, bisa teknologi pakan. Ternyata biaya produksi kita itu selama ini habis hanya untuk pakan, sekitar 60 persen sampai 70 persen. Sehingga setiap saat dan setiap waktu kita harus memperbaiki teknologi pakan ini," jelasnya.

Supaya margin atau keuntungan yang diperoleh oleh para pembudidaya bisa lebih besar. Bisa bersaing dengan budidaya misalnya dari Malaysia dan negara lainnya.

Selain itu, menurut Arik teknologi induk dan benih juga sangat penting, karena dengan induk yang unggul, maka kita akan mendapatkan benih-benih yang bagus.

"Baik bagus pertumbuhannya, sehat, tahan penyakit dan lain-lain. Selain teknologi benih, teknologi induk dan teknologi pakan, kemudian mungkin juga penyakit yang harus selalu menjadi perhatian kita," terangnya.

(Baca: Rebutan Status Paling Cantik, Dua Waria Berkelahi di Jalan Bikin Ngakak! )

Aspek yang kedua adalah aspek yang terkait dengan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Dimana setiap kegiatan budidaya tidak boleh lepas dari pelestarian lingkungan.

"Sebagai bentuk tanggungjawab kita sebagai insan perikanan budidaya, tidak hanya mengejar produksi saja tetapi juga harus mendorong bagaimana lingkungan dimana budidaya dilakukan, itu juga harus terjaga kelestariannya. Sehingga usahanya lestari, usahanya berkelanjutan serta lingkungannya juga berkelanjutan," paparnya.

Aspek yang selanjutnya adalah aspek sosial ekonomi. Tentunya, buat apa jerih payah kita berbudidaya, kalau pada akhirnya tidak menguntungkan dan mensejahterakan masyarakat.

"Sehingga semua kegiatan budidaya harus menguntungkan bagi para pelaku usahanya," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyerahkan satu unit excavator aspirasi nelayan kepada Pokdakan Harapan Bahari di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat, Jalan Penjajap Timur, Pemangkat, Senin (30/10/2017).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved