HUT Kota Pontianak

Pengunjung Sering Keliru Tugu Khatulistiwa Asli, Ternyata Ini Wujud Aslinya

Bola dunia yang dilengkapi anak panah yang menembus menunjuk arah barat degan tulisan Evenaar di bawah anak panah kemudian diikuti letak berdirinya

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Sejumlah warga mengunjungi Tugu Khatulistiwa yang terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (11/9/2017) sore. Kawasan Tugu Khatulistiwa yang kini mulai ditata menjadi destinasi wisata pilihan masyarakat untuk bersantai bersama keluarga. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menyusuri bagian utara Kota Pontianak, kita akan menemukan Tugu Khatulistiwa.

Tugu yang berdiri kokoh ini terbuat dari empat kayu belian berwarna hitam pekat dengan bola dunia di puncaknya.

Bola dunia yang dilengkapi anak panah yang menembus menunjuk arah barat  degan tulisan Evenaar di bawah anak panah kemudian diikuti letak berdirinya Tugu Khatulistiwa pada garis Bujur Timur, yaitu 1090 20’ Olv Gr.

(Baca: Tiga Tipe Jam Sekolah di Korea, Yakin Masih Mau Ngeluh Sekolah di Indonesia? )

Tugu yang dibangun pada masa kolonial ini sering disebut tiap kali orang membicarakan Pontianak.

Begitu juga ketika wisatawan datang, Tugu Khatulistiwa merupakan satu dari sekian banyak tempat wisata yang wajib dikunjungi.

Seringkali pengunjung keliru menganggap Tugu Khatulistiwa adalah tugu yang berada di atas kubah yang menjadi bangunan pelindung Tugu Khatulistiwa yang asli.

(Baca: Foto Bunga Ini Bisa Tebak Kepribadian Kamu, Berani Coba? )

Di dalam kubah tugu, terdapat dua jenis koleksi sejarah yang bisa menjawab rasa ingin tahu pengunjung.

Jenis koleksi pertama adalah Tugu Khatulistiwa itu sendiri. Pengunjung dapat mendekat dan menyentuh Tugu Khtulistiwa sepuasnya, atau mengambil foto berkali-kali.

Jenis koleksi kedua adalah objek fotografi dan teks yang menguraikan sejarah berdirinya Tugu Khatulistiwa.

Tugu Khatulistiwa dari masa ke masa.
Tugu Khatulistiwa dari masa ke masa. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / Claudia Liberani)

Berdasarkan catatan sejarah yang terdapat di sana, dituliskan Tugu Khatulistiwa pertama kali dibangun tahun 1928.

(Baca: Ramalan Zodiak Anda! Karier Aquarius: Tindakan Ini akan Selamatkan Nasibmu )

Bermula dari kedatangan ekspedisi internasional  yang dipimpin seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda.

Ekspedisi ini bertujuan untuk menentukan titik atau tonggak garis Khatulistiwa di Pontianak.

Mulanya konstruksi Tugu Khatulistiwa sangat sederhana, hanya berupa empat buah tonggak dari kayu belian dengan tanda panah di atasnya.

(Baca: Rupinus Hadiri Rapat Kerja Seluruh Kepala Daerah di Istana, Ini Yang Disampaikan Jokowi )

Pada tahun 1938 seorang arsitek bernama Silaban melakukan penyempurnaan tugu sehingga bentuknya lebih rumit, hingga pada tahun 1990.

Tugu Khatulistiwa direnovasi dengan membuatkan kubah untuk melindunginya.

Di atas kubah ini dibangun lagi tugu duplikat. Tugu duplikat inilah yang biasa terlihat dari kejauhan dan membuat orang keliru menganggap ini adalah Tugu Khatulistiwa yang asli.

(Baca: Ngeri, Wanita 36 Tahun ini Tewas Direbus Hidup-hidup di Dalam Tangki )

Berdasarkan teks sejarah yang ditempel di dinding kubah pula, dituliskan pada bulan Maret 2005, tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan penelitian dengan alat dan teknologi terbaru, lalu menemukan fakta ternyata Tugu Khatulistiwa melenceng sejauh 100 meter dari titik 0 derajat.

Titik 0 derajat yang sesungguhnya terletak 1.2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah penduduk di Jalan Sungai Selamat, Kelurahan Siantan Hilir.

Tugu Khatulistiwa adalah ikon Kota Pontianak yang menjadi identitas bahwa Pontianak merupakan satu bagian penting dari dunia, karena Pontianak menjadi satu dari sekian tempat yang beruntung dilintasi garis khatulistiwa.

Selain mendapat pengetahuan seputar geografi, pengunjung juga akan dibawa menjajaki sejarah lampau Kota Pontianak yang menyisakan peninggalan Hindia Belanda di tiap sudutnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved