Miring dan Retak, Pemilik Ruko Disamping Dermaga Sambas Tuntut Ganti Rugi

Thomas mengakui, pihaknya telah mengadukan permasalahan tersebut ke Ombudsman RI Perwakilan Kalbar.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / TITO RAMADHANI
Satu di antara lima pemilik ruko, Thomas (56) saat menyampaikan tuntutan ganti rugi atas rusaknya lima bangunan ruko akibat ambruknya Dermaga Sambas, Selasa (3/10/2017). 

Termasuk satu di antaranya menyampaikan permasalahan yang dihadapi pihaknya kepada Ombudsman dan Anggota DPRD Kalbar dari Dapil Sambas.

"Kami juga sudah pernah meminta bantuan kepada anggota DPRD Provinsi Kalbar Dapil Sambas, Pak Subhan Nur. Tapi kalau meminta bantuan dengan DPR RI belum ada. Kepada anggota DPR RI dari Dapil Kalbar, kami minta untuk dibantu kami ini. Tolong dibetulkan atau kalau dalam nilai diganti, sudah, kami tidak menuntut apa-apa lagi, dikembalikan asal saja pondasi kami seperti semula. Karena ruko-ruko kami sudah miring begitu," ujarnya.

Menurutnya, lima ruko bertingkat dua yang dalam kondisi miring tersebut, berukuran panjang 18,5 meter dengan lebar masing-masing 4 meter.

Sisa-sisa tiang bangunan Dermaga Sambas yang ambruk sebelum diresmikan, Selasa (3/9/2017). Ambruknya dermaga ini membuat bangunan lima ruko disampingnya mengalami keretakan dan miring.
Sisa-sisa tiang bangunan Dermaga Sambas yang ambruk sebelum diresmikan, Selasa (3/9/2017). Ambruknya dermaga ini membuat bangunan lima ruko disampingnya mengalami keretakan dan miring. 

"Posisi pintu depan ruko menghadap ke barat, disamping ruko itu lah ada dibangun dermaga yang ambruk itu. Itu semuanya masing-masing ada sertifikat hak milik. Jadi kami minta tolonglah kepada pemerintah, bagaimana cara jalan keluarnya masalah ini," ucap Thomas.

Sebelum adanya pembangunan Dermaga Sambas tersebut, Thomas mengaku menggunakan ruko miliknya untuk berdagang sembako.

Namun lantaran kondisi bangunan ruko yang sudah miring, ia kini terpaksa menutup usahanya.

"Sebelum ruko saya miring, dulunya di ruko itu saya berdagang sembako. Sekarang saya tutup, karena kondisi miring ruko itu sekarang sudah bahaya, jadi saya tutup usaha saya. Sekarang hanya saya tinggali saja, nanti kalau kejadian atau ada yang menjadi korban atau pun meninggal, baru sama-sama tahu nanti itu. Jadi kami bukan saja khawatir, lihat saja bangunannya itu sudah miring," jelasnya. Thomas menempati bangunan ruko miliknya hanya pada saat malam hari saja.

Di ruko tersebut, ia tempati bersama dua orang anggota keluarganya.

"Hanya saat malam saja saya pulang ke sana, saya tempati ruko itu. Di ruko saya itu kami tinggali 3 orang, kalau ruko-ruko lain juga masih ditempati pemilik-pemiliknya. Empat ruko lain itu, masih digunakan pemiliknya untuk buka usaha, cuma ruko milik saya saja yang sekarang sudah saya tutup usaha saya,"tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved