Sepasang Mayat di Ngabang

Mayat Wanita-Pria Tanpa Busana di Landak! Dokter Forensik: Besi Saja Karatan

Mayat di Landak, jelasnya satu orang laki-laki dan satu lagi perempuan. Laki-laki sekitar 30-40 an, kalau perempuan sekitar 20-25an.

KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Sepasang Mayat di Ngabang 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Spesialis Forensik Biddokkes Polda Kalbar, Kompol dr Edi Syahputra Hasibuan Spf menuturkan kemungkinan sepasang mayat laki-laki dan perempuan di Landak saat ditemukan sudah sekitar 10 hari.

Mayat di Landak, jelasnya satu orang laki-laki dan satu lagi perempuan. Laki-laki sekitar 30-40 an, kalau perempuan sekitar 20-25an.

Untuk penyebab kematian, ia masih enggan berkomentar lebih banyak, menurutnya masih menunggu arahan dari penyidik di Polres Landak.

Karena dari hasil autopsi, kata dia, kalau mengarah ke proses penyidikan tidak bisa untuk dibeberkan sekarang.

"Ini belum ada titik terang, bagaimana mau saya sampaikan, kemarin Kasatnya juga nelpon apakah sudah ada titik terang apa belum," ungkapnya, Kamis (28/09/2017) saat ditemui dirumahnya pada malam hari.

(Baca: 2 Bukti Ini Diyakini Bisa Mengungkap Kasus Kematian Wanita-Pria Tanpa Busana di Ngabang )

Intinya, kata dia, penemuan mayat perempuan dan laki-laki kemungkinan besar meninggal sudah sampai 10 hari, dan kondisi mayatnya bajunya tidak ada.

"Kalau penyebab kematian, jeratan dan lainnya, janganlah, nanti bisa marah Kasat Reskrim Polres Landak. Saya kalau autopsi bukan tidak mau memberi tau, saya pernah kena tegur. Tidak boleh instansi penyidikan memberi tahu, kalau cuma indentitas tidak apa-apa," katanya.

Ia pun mengatakan, jika ada orang menuturkan mayat dijerat, atau dan lain sebagainya, ia belum bisa buka suara.

"Mayatnya yang pasti sudah busuk, mana ada dunia ini yang tidak busuk, mana ada yang kekal, besi saja karatan," ujarnya.

Pada awal penemuan mayat, ia memang mengatakan tidak tau, namun karena dipanggil oleh Kasat Reskrim Polres Landak untuk diautopsi, jadi ia pun pergi kesana.

Namun, jelasnya, ia tidak ke TKP langsung, namun jenazah yang telah ditemukan di TKP langsung dibawa ke Rumkit, dan dalam kantong jenazah.

"Menunggu saya pagi datang, karena berangkat subuh dari Pontianak, sampai disana sekitar 08.00 WIB, setelah makan dan sarapan saya bedah, sampai sekitar pukul 13.00 WIB, saya makan dengan Kapolres sekitar pukul 14.00 WIB saya kembali pulang ke Pontianak dan sampailah sekitar pukul 18.00 WIB ataupun maghrib," ceritanya.

Ia pun mengatakan, tidak ada yang seram, karena sebagai dokter, malah membantu dia (jenazah,red) untuk menemukan atau membantu biar jelas, sejelas-jelasnya, bukan merusaknya.

"Kalau di Landak saya belum bisa kasi, coba koordinasi dengan penyidiknya, saya sudah ada hasilnya, kapan mereka minta akan saya kirim," katanya.

Pihak Kepolisian di Landak, kata dia, tanpaknya sedang sibuk, karena kasus ini bera.

"Awalnya mereka (polisi, red) berpikiran ini akan gampang, tapi ternyata berat. Kenapa berat? Mayatnya sudah busuk, siapa yang melihat terakhir mereka hidup juga bingung siapa, karena kejadiannya sudah lama sekitar 10 hari, banyak orang yang sudah lupa. Kalau sudah busuk itu sulit proses pada penungkapan kasus," ujarnya.

Walaupun begitu, kata dia, sebenarnya hasil dari autopsi atau visum telah ada walaupun belum rampung, namun masih menunggu permintaan Kepolisian Landak baru akan dikirim.

"Biasanya mereka sudah kira-kira bagaimana baru minta hasil visumnnya dengan saya. Memang sih belum jadi baru separuh, karena masih menunggu pemeriksaan patologi anatominya," tukasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved