Anak Korban Mutilasi Sepasang Suami Istri di Ketapang Ungkap Fakta Memilukan Untuk Presiden

Ia mengungkapkan kepala kedua orangtuanya itu ditemukan tergeletak ditegah Jl Rahadi Usman Desa Sungai Pelang 25 Agustus 2010

Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
Ist
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – YA berharap kasus mutilasi kepala kedua orangtuanya, Suharso dan Armaniah segera diungkap.

Lantaran menurutnya kasus yang sangat mengemparkan masyarakat Ketapang kala itu masih misterius karena hingga kini belum terungkap.

Ia mengungkapkan kepala kedua orangtuanya itu ditemukan tergeletak di tegah Jalan Rahadi Usman Desa Sungai Pelang Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), 25 Agustus 2010 silam.

Sudah tujuh tahun aparat belum berhasil menangkap pelaku.  

(Baca: Kebiasaan Buruk Pengendara di Pontianak, Tidak Untuk Di Tiru! )

“Setelah kejadian sejak 25 Agustus 2010  hingga sekarang tidak ada titik terang terkait kasus pembunuhan kedua orangtua saya,” kata YA kepada wartawan di Ketapang, Minggu (24/9/2017).

Menurutnya bahkan ia maupun pihak keluarganya belum pernah dihubungi pihak Kepolisian terkait perkembangan kasus itu.

Sehingga ia berinisiatif mengirim pesan melalui facebook ke Presiden RI, Joko Widodo agar membantu mengungkapnya.

“Saya mengirim pesan melalui Facebook kepada Pak Presiden itu sengaja. Tujuannya agar Pak Presiden bisa tahu kejadian yang menimpa kedua orangtua saya. Harapan saya agar beliau peduli terhadap orang kecil seperti kami,” ungkapnya.

Ia melanjutkan postingan di Facebook-nya itu kemudian ditanggapi Kepolisian melalui Facebook Humas Polres Ketapang.

Melalui akunnya Polres Ketapang mengaku ada hambatan untuk mengungkap kasus mutilasi kepala kedua orangtuanya.

“Katanya dalam Facebook Humas Polres Ketapang itu ada hambatan di lapangan yakni buktinya masih sedikit. Polres Ketapang mengaku masih mencari bukti baru yang dapat mengarah kepada pelaku pembunuh orangtua saya,” ucapnya.

YA mengaku selama ini memang dirinya belum pernah berkomunikasi langsung sama aparat Kepolisian.

Terlebih saat awal kejadian karena dirinya masih berusia 15 tahun dan belum mengenal media sosial atau media massa.

“Makanya baru sekarang memberanikan diri menyampaikan harapan terkait peristiwa ini. Tapi saya hanya bisa menyampaikan melalui media sosial saja,” tuturnya.

Ia mengaku sebenarnya ingin mendatangi Polda, Polri bahkan Presiden.

Namun terkendala ekonomi karena untuk pergi tentu membutuhkan biaya cukup besar.

Kemudian ia juga masih trauma terhadap kejadian yang menimpa kedua orangtuanya.

“Apalagi saya tidak tahu dimana pelaku pembunuhan itu. Jadi bisa saja mereka mengintai dan menghabisi kami juga. Sebab itu saya takut berpergian jauh,” jelasnya.

Ditambahkannya pembunuhan kedua orangtuanya memang sangat misterius. Lantaran banyak kejanggalan seperti saat kejadian tidak ada satupun barang kedua orangtuanya hilang.

Sehingga kasus mutilasi kedua orangtuanya ini belum diketahui motifnya apa.

Ia menceritakan sehari sebelum kejadian kedua orangtuanya pergi menjenguk bibinya sakit di RSUD Agoesdjam Ketapang. Menurutnya kedua korban sempat memginap di rumah sakit kemudian pulang pada hari kejadian dini hari.

“Setelah itu ternyata kedua orangtuanya ditemukan sudah tidak bernyawa kondisi kepala terpisah dari tubuh. Kami sekeluarga rasanya tidak percaya kalau kedua orangtua saya meninggal dengan cara begitu,” tuturnya.

“Setahu saya keduanya tidak ada masalah sama orang lain. Bahkan kedua orangtua saya dikenal dan merupakan guru ngaji. Makanya kami ingin sekali mengetahui siapa pelaku dan apa motifnya sampai tega membunuh kedua orangtua saya,” tambahnya.

Saat dikonfirmasi Waka Polres Ketapang, Kompol Reza Simanjuntak mengarahkan agar menghubungi Kasat Reskrimnya, AKP Rully Robinson Polli.

Namun ketika dihubungi hingga berkali-kali Rully tak menjawab panggilan awak media.

Serta tak membalas pesan melalui handpone yang dirim wartawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved