Waspada, Tercatat Sudah 33 Kasus TBC di Desa Lingga

Kepala Puskesmas Lingga, dr Willian Daniel Napitupulu mengungkapkan sejak tahun 2016 sampai 2017 penyakit tuberkulosis (tbc) selalu ada...

Penulis: Madrosid | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Kepala Puskesmas Lingga, dr Willian Daniel Napitupulu 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Madrosid

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular infeksius dapat menyebabkan kematian tertinggi di dunia.

Sejumlah kasus sudah mulai ditemukan di Kubu Raya.

Desa Lingga sendiri sebagai kawasan desa dari Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya sudah muncul.

Kepala Puskesmas Lingga, dr Willian Daniel Napitupulu mengungkapkan sejak tahun 2016 sampai 2017 penyakit tuberkulosis (tbc) selalu ada.

Tercatat, tahun 2016 ada 31 kasus dan 2017 ini sampai September 33 kasus.

(Baca: Pemkab Kubu Raya Fokus Pengerjaan Jalan Poros, Berikut Titik-titiknya! )

"Dengan data ini berarti menambah kasus di Indonesia saat ini, yang berada pada kondisi darurat Tuberkulosis. Dimana Indonesia menempati posisi kedua kasus Tuberkulosis terbanyak setelah India. Penemuan kasus baru Tuberkulosis di Kalimantan Barat pada tahun 2014 mencapai 4265 kasus," ujarnya, Kamis (7/9/2017)

Ia menerangkan berdasarkan data kesehatan dunia WHO pada tahun 2014 penderita Tuberkulosis berjumlah 9,6 juta jiwa dan 1,5 juta diantaranya meninggal akibat penyakit Tuberkulosis tersebut.

Berdasarkan jumlah penduduk Indonesia yang 250 juta jiwa maka tiap tahunnya ditemukan 1 juta kasus Tuberkulosis dengan angka kematian mencapai 100.000 orang per tahunnya.

"Penyakit Tuberkulosis terutama menyerang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium Tuberkulosis dengan beberapa gejala yang khas yakni batuk yang lama lebih dari dua minggu dan berdahak sampai dengan batuk darah, berkeringat pada malam hari meski tanpa aktivitas, demam, penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan," terangnya terkait ciri-ciri tuberkulosis.

Ia menambahkan, harus bertambah bertambah curiga bila seseorang itu mengalami gejala sakit dan didukung riwayat tempat tinggal tanpa sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang tidak baik, dan anggota keluarga ada yang menderita penyakit Tuberkulosis.

"Pemeriksaan yang dapat kita lakukan untuk menentukan seseorang menderita penyakit Tuberkulosis adalah dengan memeriksakan dahak orang tersebut ke laboratorium dimana orang dikatakan positif menderita Tuberkulosis bila ditemukan bakteri Tuberkulosis pada dahaknya," paparnya.

Menurut William, pemeriksaan radiologis yaitu rongten dada atau thorak foto juga berperan penting dalam mendiagnosa penyakit Tuberkulosis dimana pemeriksaan ini dapat dilakukan bila gejala klinis pasien mendukung ke arah Tuberkulosis.

Namun pada pemeriksaan dahak pasien tidak ditemukan bakteri Tuberkulosis yang mungkin disebabkan pasien tersebut telah mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya ataupun kendala pasien dalam mengeluarkan dahak yang benar sehingga pemeriksa tidak mendapatkan bahan pemeriksaan yang baik.

"Untuk dapat terhindar dari penyakit Tuberkulosis.

Tempat tinggal harus cukup pencahayaan dengan sirkulasi udara yang baik sehingga bakteri Tuberkulosis tidak berkembang biak.

Penggunaan masker dapat mencegah kita tertular penyakit Tuberkulosis jika kita berada di sekitar pasien dengan penyakit Tuberkulosis karena penyebarannya terjadi ketika penderita membatukkan kuman Tuberulosis ke udara," ucapnya.

Selanjutnya, menjaga tubuh tetap bugar dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan hidup sehat juga merupakan cara melindungi diri dari penyakit menular Tuberkulosis.

"Semuanya harus bisa diaplikasikan agar bisa terhindar dari penyakit tuberkulosis ini," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved