Citizen Reporter
Dahsyatnya Padang Muzdalifah, Inilah Cerita Jemaah Haji Asal Kalbar
Mana mungkin bisa tidur dengan hanya beralaskan tikar plastik tipis dan tusukan kerikil di bawahnya
Penulis: Nina Soraya | Editor: Jamadin
Aku merasa tidak nyaman sekali. "Mana mungkin bisa tidur dengan hanya beralaskan tikar plastik tipis dan tusukan kerikil di bawahnya", pikirku pesimis.
Namun saat badan yang letih ini direbahkan, saat mata menatap ke langit, kulihat satu persatu kerlip bintang, semakin jelas, dan Subhanallah indahnya.
Ada sesuatu yang kurasakan namun sulit kuungkap. Rasa tenang, damai, sejuk dan entah apalagi...Aku merasa kini yang ada hanyalah antara aku dan alam ini, hanya aku dan Sang Pemilik Alam ini.
Aku mulai berpikir, mungkin ini sebabnya kenapa Rasulullah SAW dulu mengajak para Sahabat dan kini Umat Islam dari seluruh penjuru dunia untuk singgah dan menginap sebentar di Muzdalifah setelah kelelahan seharian Wukuf di Padang Arafah. Inilah hiburan terindah yang Beliau persembahkan kepada seluruh umatnya, dari dulu, hingga kini dan sepanjang masa.
Sungguh mulia hatimu ya Rasulullah. Engkau anjurkan umatmu untuk berbaring beralaskan bumi dan beratapkan langit untuk menjemput hikmah dari perjalanan mulia ini. Perjalanan yang mungkin tak akan aku alami lagi, karena kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji kembali memerlukan waktu yang cukup lama. (*)