Cornelis: Meriam Karbit Melayu Pontianak Harus Go Internasional
Festival Meriam Karbit dalam rangka menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1438 H tersebut diikuti 44 kelompok dengan jumlah keseluruhan 259 meriam karbit.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Marlen Sitinjak
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyebutan, pihaknya sudah mendaftarkan hak paten meriam karbit beserta Tugu Khatulistiwa.
Namun saat didaftarkan sebelumnya, diakuinya ada sedikit kekeliruan sebab yang mendaftarkan semestinya badan hukum atau lembaga seperti Pemkot Pontianak.
“Sedangkan waktu itu didaftarkan atas nama wali kota. Kalau itu sudah dilengkapi, Insya Allah akan keluar hak patennya sehingga sudah menjadi paten milik kita. Termasuk peceri nanas mau kita patenkan,” jelasnya.
Terkait Festival Meriam Karbit, orang nomor satu di Kota Pontianak ini menilai, festival tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun lalu sebab di sepanjang pinggir sungai di kedua sisinya dihiasi dengan berbagai pernak-pernik lampu hias serta dekorasi.
Baca: Duarrr! Dentuman Keras Meriam Karbit Guncang Kota Pontianak, Ini Videonya
“Dengan berbagai hiasan ini ditambah dentuman meriam karbit membuat suasana semakin semarak,” kata Sutarmidji.
Dijelaskannya, penurapan dari Pelabuhan Seng Hie hingga ke Jembatan Kapuas I sudah selesai pengerjaannya.
Tahun ini, lanjutnya, rencananya pemerintah pusat membuat steigher atau waterfront.
Ia berharap, tahun depan pembangunan steigher dari Pelabuhan Seng Hie hingga ke Jembatan Kapuas I itu bisa selesai.
“Baru kemudian kita akan menata di mana titik-titik untuk menempatkan meriam karbit. Dan itu tidak hanya digelar pada malam Idul Fitri atau Hari Jadi Kota Pontianak saja, tetapi juga hari-hari tertentu siapa pun bisa menyulut meriam karbit ketika berkunjung ke Kota Pontianak,” paparnya.
Wali Kota dua periode ini berkeinginan kawasan pinggiran Sungai Kapuas akan menjadi ikon Kota Pontianak dan pusat wisata di kota berjuluk Khatulistiwa ini.
Tahun ini juga, steigher di Tambelan Sampit, yakni mulai dari Masjid Jami hingga ke Jembatan Kapuas I diperkirakan selesai. Demikian pula penataan kawasan Beting secara keseluruhan juga selesai tahun depan.
“Sehingga nanti pinggiran sungai ini lebih nyaman, di mana orang bisa bersepeda menyusuri dan menikmati pinggir sungai mulai dari belakang Bank BCA Tanjungpura hingga ke Jembatan Kapuas I,” pungkasnya.
Meriam karbit merupakan permainan tradisional dan budaya masyarakat di Kota Pontianak, terbuat dari sebatang pohon kayu dengan panjang antara 4 – 7 meter dan berdiameter 40 – 100 centimeter. Sebagai bahan bakarnya menggunakan karbit.
Ketika sudah mencapai titik didih dalam waktu beberapa menit, maka meriam karbit siap disulut. Hasil sulutan itu menghasilkan bunyi dentuman yang menakjubkan bahkan pada radius 2 – 10 kilometer.
Dalam jarak tidak begitu jauh, suara dari meriam karbit terasa getarannya di rumah-rumah sekitarnya. Menyulut meriam karbit merupakan sensasi tersendiri bagi siapa saja yang tertarik merasakan dentumannya. (*/doi)