Polisi Tegaskan Kematian Hepni Bukan Karena Dikeroyok tapi Karena ini
Kemudian penyidiknya langsung ke Pontianak pada Sabtu (17/6) kemaren dan mendapatkan keterangan dokter di Rumah Sakit Pontianak yang menangani....
Penulis: Subandi | Editor: Mirna Tribun
“Menurut keterangan dokter bahwa itu disebabkan penyakit stroke, pecahnya pembuluh darah otak sehingga timbul biru-biru. Bahkan efek sampingnya setelah meninggal menimbulkan biru pada belakangnya,” tambahnya.
Kemudian terhadap kondisi bagian belakang tubuh korban ada lecet dan luka.
Menurutnya ternyata berdasarkan keterangan dokter itu bekas dari ranjang.
Lantaran almarhum kelamaan tidur dan sistem organ tubuhnya lemah.
“Jadi kayak kita tidur itu seperti ada bekas-bekas seperti itu lah. Karena dia tidurnya kelamaan jadinya bekas tidur itu kayak disabek-sabek,” terangnya.
Sebab itu ia menegaskan indikasi yang disampaikan keluarga bahwa tengkoraknya pecah, belakang memar dan bekas sabetan karena almarhum dikeroyok.
Semua itu tidak benar dan tidak singkron laporan keluarga dengan keterangan dokter.
Kemudian terkait laporan keluarga yang mengatakan almarhum sempat mengaku dikeroyok.
“Itu juga disampaikan dokter. Namanya orang koma, dia tak bisa bicara, ditanya apa saja cuma megangguk saja, dia tak sadar,” ujarnya.
“Jadi sekarang kita ambil keterangan dokter ini. Menurut dokter ketika sakit dan meninggal juga aalmarhum sedang mengalami sakit stroke. Kita juga tak bisa mengatakan almarhum dikeroyok karena saksinya pun tidak ada. Siapa yang melihat kan tidak ada,” sambungnya.