Rabies

BREAKING NEWS: Rabies Ancam Kota Pontianak

Dia pun meminta kerja sama semua pihak lantaran penyakit menular tidak memiliki batas wilayah. Upaya semua kabupaten kota dibutuhkan.

Penulis: Syahroni | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK/SYAHRONI
Suasana rapat koordinasi pencegahan rabies masuk Kota Pontianak. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Pontianak, Sidiq Handanu mengatakan walau sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa mengenai rabies di Kalbar dan hingga kini rabies masih belum tertangani.

Bahkan sampai saat ini penyakit yang disebabkan binatang terutama anjing itu sudah mulai mendekati Pontianak.

"Jangan-jangan di Kalbar ini lebih banyak orang meninggal karena rabies gigitan anjing daripada digigit nyamuk. Kota Pontianak gigitan anjing ada, tahun 2016 ada 16, kita observasi tidak ada yang meninggal, jadi bukan rabies, Pontianak sampai saat ini masih bebas rabies," tegasnya, Selasa (20/6/2017).

Tahun ini menurut Handanu, sudah ada 9 orang meninggal di Kalbar, sedangkan 2016 ada 12 orang.

Baca: Pontianak Dikepung Rabies, Wilayah Pontianak Utara Harus Diwaspadai

Baca: Inilah Sejarah dan Sosok Pencetus THR Pertama di Indonesia

Tahun 2017 yang baru berjalan enam bulan saja sudah hampir mendekati angka 2016 lalu.

Ini berarti rabies masih menjadi ancaman serius di Kalbar dan semua daerah.

Pontianak pun ia tegaskan waspada terhadap rabies.

Ia katakan jika Pontianak sudah memiliki Perda dan Peraturan Wali Kota untuk menanggulangi penyakit menular akibat binatang sehingga implementasi penanganannya ia katakan sudah punya landasan.

"Paling sederhana dalam waktu dekat akan melatih kembali tenaga Puskesmas dan koordinasi dengan rumah sakit dan persiapan vaksin anti rabies," katanya.

Pihaknya akan meminta tambahan dana untuk pengadaan vaksin.

Vaksin memang dimiliki Pemerintah Provinsi dengan jumlah 2000 vial yang dikirim dari Pemerintah Pusat.

Jika dinilai kurang, Pemkot bisa membeli ke distributor swasta.

"Selain urusan vaksin, sosialisasi di daerah dengan populasi anjing banyak akan dilakukan bersama dinas terkait. Demikian pula dengan membentuk tim gerak cepat. Yang rumit misalnya usulan dari polisi dengan mengadakan pemusnahan anjing liar, itu perlu rapat koordinasi lanjutan," katanya.

Dia pun meminta kerja sama semua pihak lantaran penyakit menular tidak memiliki batas wilayah. Upaya semua kabupaten kota dibutuhkan.

"Jadi kalau tidak ada perbaikan di tempat lain, tentu Pontianak akan sulit bertahan. Karena tidak mungkin kita bikin benteng anjing," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved