Ular Piton Jenis Pemangsa Manusia Muncul di Purnama, Warga Khawatir Anak-anak Ditelan
Agus mengakui hewan-hewan ternak milik warga di kawasan tersebut, kerap diganggu atau bahkan dimangsa ular maupun hewan lainnya seperti biawak.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Marlen Sitinjak
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seekor piton sekitar empat meter ditangkap warga saat hendak memangsa monyet peliharaan Agus Mayadi (45), warga Gang Dinasti, Jalan Purnama I, Pontianak, Selasa (20/6/2017).
Agus Mayadi kepada Tribunpontianak.co.id mengatakan, ular tersebut ditangkap teman-temannya, saat mereka baru pulang dari salat tarawih.
"Ditangkap di tepi jalan gang ini. Kawan-kawan mendengar monyet peliharaan saya ribut. Setelah dilihat, ularnya sudah melilit monyet. Setelah itu, warga meminta tolong kepada tetangga bernama Maman. Karena Maman ini yang berani memegang ular. Cak Maman namanya di sini, kalau yang nangkapnya namanya Espede. Kalau yang pawangnya tadi itu namanya Madi, dia memang pawang ular di sini," katanya.
Baca: Ular Piton Telan Kambing Betina Bunting, Begini Reaksinya
Menurut Agus, ini adalah ular ketujuh yang berhasil ditangkap warga.
Ular piton atau sanca kembang (python reticulatus) ini, mirip dengan ular yang memangsa, Akbar (25), petani sawit di Mamuju Tengah Sulawesi Barat, beberapa waktu lalu.
Hanya saja ukurannya lebih kecil.
Baca: Inilah Sosok Akbar, Petani yang Ditemukan Tewas dalam Perut Ular Piton

"Jadi ini ular yang ketujuh. Di sini memang sering ada ular, tiga pekan lalu juga ada piton yang ditangkap di Pos Siskamling belakang sana, cuma agak lebih kecil dari yang ini. Kalau yang sebelum-sebelumnya lebih besar dari ini," jelasnya.
Sebelum dimasukkan ke dalam karung, piton tersebut tampak buas. Berusaha melarikan diri ke arah semak belukar. Setelah berhasil ditangkap, kemudian dilakban hitam pada bagian kepalanya, untuk selanjutnya dimasukkan ke karung.
Baca: Warga Heboh Ada Ular Piton Muncul Di Pasar Hendak Makan Ayam Dagangan
"Di depan rumah saya ini memang semak belukar, lahannya bukan milik warga sekitar di sini, orang luar yang punya, makanya tanahnya tak dirawat. Di situ kan tanahnya gambut itu, makanya banyak ular, selain itu di sini juga biasanya banyak biawak," kata Agus.
Agus mengakui hewan-hewan ternak milik warga di kawasan tersebut, kerap diganggu atau bahkan dimangsa ular maupun hewan lainnya seperti biawak.
Sehingga, warga merasa khawatir terhadap gangguan hewan buas tersebut. Terutama bagi anak-anak yang kerap bermain di depan rumah.
"Di sini sering diganggu ular jenis piton. Biasanya mereka makan ayam milik warga. Yang kami khawatirkan, lama-lama ular ini makan manusia, anak bayi sedang main di depan rumah," katanya.
Menurut Agus, jika tidak ada pihak yang akan mengambil alih ular Phyton yang ditangkap tersebut.
Warga kemungkinan akan memeliharanya. Namun jika pihak BKSDA Kalbar datang untuk mengevakuasinya, warga akan menyerahkan secara sukarela.
Baca: Mengerikan, Kawanan Ular Piton Pemangsa Manusia Di Mamuju Muncul Kembali
"Ndak tahulah kawan-kawan mau diapakan ular ini, kata mereka sih mau dipelihara saja. Kalau memang nanti sudah tak sanggup, mungkin dikasihkan ke komunitas pecinta reptil atau ke BKSDA Kalbar. Karena kalau dilepasliarkan pun, kami khawatir ular ini datang lagi. Terutama mengganggu warga di sekitar sinilah pastinya," urainya.
Agus menambahkan, pada saat malam, anak-anak di kawasan pemukiman tersebut setiap harinya berangkat salat ke masjid tak jauh kawasan itu.
"Kalau Ramadan begini, anak-anak kan berangkat tarawih, jadi keluar malam. Kami cukup resah ya, lahan yang dipenuhi semak belukar ini cukup luas. Kemudian jaraknya dari jalan gang hanya sekitar 50 centimeter. Hanya dipisahkan saluran drainase. Kami imbau kepada masyarakat yang memiliki lahan tanah di samping Gang Dinasti, tolonglah lahan miliknya ini dibersihkan dari semak belukar. Kami sangat khawatir, terutama terhadap anak-anak dan hewan ternak milik kami di sini," katanya.