Pilgub DKI Jakarta
Kisah Sandiaga Uno yang Pernah di-PHK dan Harus Hidup dari 'Amplop' Pemberian
Yang paling membekas di hatiku, adalah perannya sebagai seorang ibu yang semakin kuat waktu aku mengalami keterpurukan pada awal tahun 1998.
Sementara Ayah lebih banyak membekali kami dengan pengetahuan umum dan makna hidup.
Secara teori ilmu pendidikan, sikap ibuku yang keras ini merupakan periode pemutusan hubungan kasih sayang.
Pengalaman yang sama sekali tak menyenangkan ini, tak lama berlangsung.
Sekitar enam jam, ibuku menjelaskan apa kesalahan kami yang membuatnya sangat marah.
Setelah periode tersebut, tanpa kehilangan wibawanya Ibu kembali menjadi ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Karena itu, aku mempunyai kedekatan khusus dengannya yang luar biasa enerjik dan super disiplin.
Dalam usianya yang tak terbilang muda, ia masih aktif berkiprah di bidang yang ia sukai.
Kegiatan mana yang sudah dimulainya sejak masa mudanya dulu.
Disiplin, tepat waktu, penuh tanggung jawab itu berjalan dengan napas hidupnya.
Wajarlah bila karena sikapnya itu, aku sering mengalami "benturan-benturan" pada masa remaja.
la kesal dan marah besar bila aku pulang ke rumah, terlambat.
Kegiatan anak remaja yang beragam (aku menyukai basket) acapkali membuatku melanggar ketentuan waktu yang telah ditetapkannya.
Namun demikian, ia selalu memberiku ruang untuk mengekspresikan diri.
Bila aku dimarahi, aku yang punya "hak dan kewajiban" sebagai anak diberi kesempatan untuk menjelaskan alasan yang kuat dan logis dalam menghadapi sikapnya.
Tetapi bagaimanapun, aku mengenalnya sebagai ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang.