Antisipasi Kasus Rabies, Pemerintah Lakukan Revaksinasi
Berdasarkan data per 7 April 2017, pihaknya mencatat sudah terjadi 130 kasus gigitan anjing......
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Mirna Tribun
Kendati diakui Wiryono, sebelumnya sebagian masyarakat Desa Abai enggan eliminasi anjingnya.
Namun, wargapun mau merelakan anjingnya usai diberi pemahaman tentang bahaya rabies.
“Satu kecamatan yang melakukan eliminasi baru Kayan Hulu. Secara Standar Operasional dan Prosedur (SOP), jika satu desa ada gigitan anjing dan terindikasi positif lebih dari 2 ekor, maka harus dimusnahkan," jelasnya.
Wiryono mengklaim kasus gigitan anjing Kabupaten Sintang menurun pada April 2017. Membludaknya kasus gigitan sejak Januari-Maret 2017, menurutnya lantaran memasuki masa puncak birahi anjing.
"April ini laporan gigitan sudah agak berkurang. Tapi walau gigitan berkurang, bukan berarti ancaman hilang. Langkah blokade tetap diambil dengan mencegah anjing rabies menyebar ke daerah baru yang belum pernah terpapar rabies,” pungkasnya.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Sintang Abdul Syukur meminta dinas terkait berupaya keras dan terus bersinergisitas antisipasi penyebaran rabies di Kabupaten Sintang.
“Sinergisitas sangat diperlukan. Kasus gigitan anjing yang bisa saja berujung ke rabies tentu sangat mengkhawatirkan masyarakat,” ungkapnya.
Syukur berharap petugas instansi terkait untuk melakukan vaksinasi ke daerah-daerah yang belum terjangkau dan pedesaan. Vaksinasi terhadap hewan peliharaan terutama anjing mutlak harus dilakukan di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang.
“Vaksinasi daerah baru dan vaksinasi ulang harus rutin dilakukan. Kita tentu tidak ingin ada korban meninggal dunia akibat teridentifikasi positif rabies. Masyarakat juga diminta proaktif dan kooperatif untuk memvaksinasi anjingnya ke Dinas Peternakan,” tukasnya.