Derita Penyakit Langka, Lisan Susah Beraktivitas

Kami tidak tahu dapat uang dari mana untuk berobat. Untuk ke Sekadau saja tidak ada uangnya, bagaimana untuk bayar pengobatan.

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / RIVALDI ADE MUSLIADI
Lisan (38) bersama keluarga, warga RT 002/RW 001 Dusun Emparak Desa Nanga Pembubuh Kecamatan Sekadau Hulu, selama lima tahun terkahir kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh penyakit langka yang dialaminya. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU  – Lisan (38) warga RT 002/RW 001 Dusun Emparak Desa Nanga Pembubuh Kecamatan Sekadau Hulu, selama lima tahun terkahir kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh penyakit langka yang dialaminya.

Pada bagian pinggul Lisan timbul benjolan besar. Sampai saat ini pun belum mendapatkan penanganan medis terhadap penyakit yang di deritanya. Keadaan ekonomi yang terbilang kekurangan memaksa Lisan hanya menahan rasa sakitnya.

Benjolan besar berada di sekitar pinggang Lisan itu cukup besar belum diketahui secara pasti penyakit yang dideritanya itu. Sebab, keluarganya tak memiliki biaya untuk berobat ke rumah sakit dan dirinya mencoba melakukan pengobatan alternatif.

Masam (38) sang suami hanya merupakan seorang petani dan buruh di kebun kelapa sawit. Masam menceritakan, dulu sang istri pernah dibawa ke pos kesehatan. Tetapi, keluarga tersebut disarankan untuk berobat ke rumah sakit sehingga bisa diketahui penyakit yang diderita oleh istrinya.

“Kami tidak tahu dapat uang dari mana untuk berobat. Untuk ke Sekadau saja tidak ada uangnya, bagaimana untuk bayar pengobatan. Makan, minum dan lain sebagainya,” ujarnya Minggu (2/4).

Lisan (38) bersama keluarga, warga RT 002/RW 001 Dusun Emparak Desa Nanga Pembubuh Kecamatan Sekadau Hulu, selama lima tahun terkahir kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh penyakit langka yang dialaminya.
Lisan (38) bersama keluarga, warga RT 002/RW 001 Dusun Emparak Desa Nanga Pembubuh Kecamatan Sekadau Hulu, selama lima tahun terkahir kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh penyakit langka yang dialaminya.

Katerbatasan itu yang membuat Lisan tak berobat sejak lima tahun terakhir. Masam mengatakan, jika pun ada pengobatan, itu hanya dilakukan pengobatan kampung yang biayanya lebih ringan.

“Mau berobat tidak ada biaya, untuk makan kami dan tiga anak kami saja sudah susah,” keluhnya.

Dikatakan Masam, keluarganya memang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), Jamkesmas, BPJS. Namun, keluarga tersebut tetap saja tak membawa Lisan untuk berobat lantaran tidak ada persiapan, khususnya biaya.

“Saya dan istri tidak berani, nanti kalau sudah berobat ada obat yang tidak ditanggung BPJS nanti kami bayar pakai apa, sementara duit saja tak punya,” tuturnya.

Sementa itu, Lisan hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Bahkan, dirinya pun tak mengetahui secara persis penyakit yang dialaminya sejak bertahun-tahun lamanya itu.

“Meski sudah dicek tapi tidak ada penjelasannya. Di cek hanya dipegang-pegang, kemudian disarakan ke rumah sakit besar, itu saja,” kata ibu tiga anak itu.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sekadau Suhardi mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam. Ia mengatakan, dirinya akan mengirimkan staf ke sana untuk melihat lagsung kondisi tersebut.

“Nanti tinggal tunggu hasilnya, Senin akan kami fasilitasi. Kami akan menanganinya sesuai tupoksi kami,” ujarnya singkat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved