MAN Sintang Terkendala Daya Listrik Untuk UNBK
Terutama bagi sekolah-sekolah yang terapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Basic Test (CBT). Seperti diketahui, 10 SMA/MA....
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tengah bersiap hadapi Ujian Nasional (UN) 2017.
Terutama bagi sekolah-sekolah yang terapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Basic Test (CBT). Seperti diketahui, 10 SMA/MA dan seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan terapkan UNBK pada pelaksanaan UN tahun ini.
UN dijadwalkan berlangsung pada 11-13 April 2017 bagi SMA sederajat.
Sedangkan SMK pada 3-6 April 2017.
Satu diantaranya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sintang.
Saat ini pihak sekolah telah menyiapkan sarana dan prasarana penunjang UNBK seperti perangkat komputer, server dan lainnya.
Namun, pihak sekolah mengakui masih alami berbagai kendala.
“Ini UN pertama menggunakan sistem UNBK. Kita akui masih ada beberapa kendala yang dialami sebelum pelaksanaan. Kendala pertama adalah listrik,” ungkap Ketua Tata Usaha (TU) MAN Sintang, Munawaroh kepada awak media, Kamis (23/3/2017) siang.
Ketersediaan daya listrik dipandang masih kurang memadai. Ini dibuktikan ketika pelaksanaan simulasi UNBK beberapa waktu lalu.
Dimana, listrik padam saat memasuki UN sesi ketiga.
“Kalau di sini, tegangan tidak mampu. Uji coba kemarin, sesi ketiga itu tidak mampu kan panas, jadi listrik mati. Turun terus listriknya,” katanya.
Namun, pihak sekolah telah lakukan upaya antisipasi agar saat pelaksanaan UN berjalan lancar. Pihak sekolah akan melayangkan surat permohonan kepada PLN guna mendukung ketersediaan daya listrik sekolah.
“Kami akan minta bantuan pihak PLN. Kalau listrik turun saat ujian berlangsung tentu akan merugikan anak juga,” imbuhnya.
Munawaroh mengakui sebelumnya pihak sekolah alami keterbatasan perangkat komputer.
Jumlah perangkat komputer tidak sebanding dengan total peserta UN sebanyak 148 orang asal jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Agama.
“Tapi kalau masalah itu sudah ada solusi melalui laptop pinjaman milik siswa. Ruang UNBK itu ada dua. Setiap ruangan ada 30 perangkat komputer. Sekolah menyiapkan 40 komputer berkondisi baik sesuai ketentuan UNBK. Untuk jaringan server tidak ada masalah,” tandasnya.
Waka Kurikulum MAN Sintang, Nurdiansyah tidak menampik masalah daya listrik jadi kendala UNBK.
Namun, pihak sekolah telah menyiapkan Uninterruptible Power Supply (UPS) sebagai antisipasi listrik tiba-tiba padam saat UN.
“Jadi ketika ujian berlangsung lalu mati lampu. Itu tidak apa-apa. Server ada UPS dan masih hidup. Yang mati hanya perangkat komputernya. Server hidup, data tetap tersimpan,” katanya.
Nurdiansyah memastikan sarana dan prasarana lainnya sudah mencukupi. 60 unit komputer dipandang sudah cukup mengakomodir seluruh peserta UN yang dibagi dalam tiga sesi.
“Pas simulasi kemarin juga siswa senang dan merasa mudah. Tidak kesulitan menjawab soal. Tidak perlu bolak-balik soal seperti di kertas,” tandasnya.