Sikapi Berbagai Peristiwa di Sekadau, Masyarakat Dayak Gelar Ritual Tolak Bala

Sudah hampir satu bulan masyarakat diresahkan. Meski begitu masyarakat tetap harus tenang dan waspada serta lakukan aktivitas seperti biasanya

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / RIVALDI ADE MUSLIADI
Prosesi ritual tolak bala yang dilakukan oelh masyarakat dayak Sekadau, di Betang Youth Centre Jl. Panglima Naga kawasan pasar bar, Jumat (24/2/2017) siang. Ritual tolak bala dilaksanakan demi mencegah terjadinya hal-hal yang selama ini telah meresahkan masyarakat Sekadau. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak,  Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU -Masyarakat Dayak Kabupaten Sekadau menggelar ritual tolak bala, dan mendoakan daerah tersebut tetap dalam situasi aman dan kondusif. Setelah beberapa waktu lalu, umat muslim Sekadau juga menggelar Istigosah dan doa bersama menyikapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di Sekadau.

Melalui Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sekadau, ritual digelar di Betang Youth Centre Jl. Panglima Naga kawasan pasar bar, Jumat (24/2) siang. Turut hadir pada kegiatan tersebut Ketua Umum DAD Kabupaten Sekadau Rupinus yang juga Bupati Sekadau, Ketua Harian DAD Kabupaten Sekadau Wellbertus Willy, Kapolres Sekadau AKBP Yury Nurhidayat, Danramil Sekadau Hilir Lettu Agus Mulyana, para temenggung adat, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama.

Ritual tolak bala dilaksanakan demi mencegah terjadinya hal-hal yang selama ini telah meresahkan masyarakat Sekadau. Ketua Harian DAD Kabupaten Sekadau Welbertus Willy mengatakan, tolak bala tersebut dilakukan sesuai dengan adat dayak.

Hal itu, kata dia, untuk menyikapi terjadinya berbagai kasus yang terjadi belakangan ini mulai ketukan pintu hingga penemuan mayat. “Harapannya setelah ini, tidak ada lagi terjadi kejadian yang meresahkan masyarakat,” ujarnya disela-sela prosesi tolak bala tersebut.

Willy tak menampik adanya keresahan masyarakat terhadap kondisi yang terjadi akhir-akhir ini. Tolak bala itu, kata dia, merupakan tradisi dayak yang juga pernah dilakukan sebelumnya.

“Sudah hampir satu bulan masyarakat diresahkan. Meski begitu masyarakat tetap harus tenang dan waspada serta lakukan aktivitas seperti biasanya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum DAD yang juga Bupati Sekadau Rupinus, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh DAD untuk menggelar acara tolak bala. Bahkan, Rupinus juga mempersilahkan etnis lainnya yang ada di Kabupaten Sekadau untuk menggelar kegiatan yang tujuannya mendoakan Kabupaten Sekadau yang aman, damai dan kondusif.

“Masyarakat harus waspada, kejadian ini tidak hanya terjadi di Sekadau. Tapi kebetulan di Sekadau berturut-turut, pembunuhan, warga yang meninggal di kebun sawit. Silahkan masyarakat lain yang mengadakan acara dengan tujuan yang sama. Mungkin tatacaranya berbeda tapi tujuannya sama, ingin Sekadau aman, damai, tentram tidak ada persoalan,” ujar Rupinus.

Ia pun berharap, setelah dilaksanakan ritual adat tersebut apa yang diharapkan masyarakat dapat tercapai. Ia mengatakan, ritual adat tersebut bukan hanya untuk masyarakat dayak saja, melainkan untuk seluruh masyarakat Kabupaten Sekadau agar selalu aman dan kondusif.

Namun, ia mengingatkan kepada masyarakat untuk mengambil sisi positif dari setiap kejadian yang ada, seperti ketukan pintu. Dikatakan Rupinus, hal itu untuk mengingatkan masyarakat agar tidak lalai. “Jangan lalai, jangan lengah tetap berjaga-jaga,” pungkasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved