Iwan Ngaku Pernah Loloskan Kiriman Paket Narkoba ke Jakarta
Yang pertama paketnya nggak dibukanya, jadi dia tidak tahu berapa berat narkoba pada kiriman pertama
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kapolda Kalbar, Irjen Pol Musyafak mengungkapkan, pengiriman narkoba yang terungkap kali ini merupakan modus baru. Karena selama ini penangkapan selalu melalui jalur utama di Bandara Supadio. "Untuk kali ini, 2,2 kilogram melalui kargo," jelasnya.
Kapolda kemudian menunjukkan sosok tersangka Iwan kepada wartawan, menurutnya, usai ditangkap di Jakarta, tersangka Iwan kemudian dibawa ke Pontianak. "Tertembak di tangannya, kamu orang mana wan, aslinya mana?," ucap Musyafak.
Tersangka Iwan yang mengenakan baju tahanan warna biru dengan tangan terborgol, kemudian menjawab.
"Saya aslinya daerah Pancur, Pemangkat, Kabupaten Sambas. Saya di Jakarta bekerja," ucap bapak empat anak ini kepada Kapolda.
Iwan kepada Kapolda mengaku bekerja di sebuah perusahaan sablon di Jakarta, dan baru-baru ini menerima pekerjaan sebagai penerima paket kiriman narkoba tersebut.
"Jadi di Jakarta, tersangka Iwan ini bekerja di sablon, dia mengaku sudah dua kali melakukan pekerjaan ini, yang kedua kalinya inilah dia tertangkap. Yang pertama paketnya nggak dibukanya, jadi dia tidak tahu berapa berat narkoba pada kiriman pertama," tambah Musyafak.
Usai menerima paket narkoba kiriman pertama, Iwan kemudian membawa paket tersebut ke daerah Mangga Dua, dan diserahkan kepada penerima di tepi jalan, sesuai arahan orang yang memerintahnya.
"Modusnya sama, dia disuruh seseorang. Dia juga tidak tahu barangnya dari mana, dan hanya tahu mengambil kiriman di Jakarta. Pertama kali dia diupah Rp 2,5 juta, kalau yang ini dia belum menerima upah," jelas Kapolda.
Terungkapnya upaya penyelundupan narkotika ini, menurut Kapolda harus menjadi perhatian serius seluruh warga masyarakat di Kalbar.
"Bulan Januari 2017 kemarin juga ada yang ditangkap, itu 20 kilogram di wilayah Pontianak, walaupun yang menangkap dari BNN, namun narkoba itu melewati wilayah Kalbar. Tahun 2016 kemarin sudah saya ekspose, yang melewati Kalbar dan terungkap sebanyak 167 kilogram, Happy Five sekitar 162 ribu. Kalau hingga bulan Februari 2017 ini, jumlahnya sudah sekitar 23 kilogram, mudah-mudahan tidak seperti tahun 2016 lalu," urai Kapolda.
Narkoba-narkoba yang kerap masuk ke Kalbar, menurut Kapolda rata-rata berasal dari Malaysia. Karena Kalbar menjadi kawasan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. "Barang (narkoba) yang masuk ke Kalbar, hampir seluruhnya dari Malaysia," tandasnya.