PLN Akui Biaya Penataan Ulang Tiang Sangat Mahal

Sederhananya, untuk jaringan sepanjang 1 km, biaya yang dibutuhkan berkisar Rp300 Juta.

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Manajer PLN Area Pontianak, Hitler, saat berdiskusi dengan para tamu yang menanyakan tentang pelayanan PLN, pada acara Multi Stakeholder Forum, yang digelar oleh PT PL Wilayah Kalbar di Harris Hotel, Pontianak, Kamis (28/1/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Manager PLN Area Pontianak, Hitler SP Togatorop mengatakan pemindahan tiang listik sudah mereka lakukan, dan akan bertahap sesuai kemampuan penganggaran.

Menurut Hitler, mereka sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota. Baik melalui Kepala Daerah maupun Dinas Pekerjaan Umum.

Dijelaskannya juga bahwa hal itu dilakukan secara bertahap karena anggaran yang terbatas terlebih program prioritas PLN adalah pelayanan pemasangan listrik yang baru kepada masyarakat.

Diakuinya penataan ulang terhadap tiang-tiang listrik yang ada dan terutama yang masuk dalam badan jalan di Kota Pontianak akibat pertunbuhan pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot diakui pihak PLN memakan dana yang sangat besar.

“Bagaimana secara bertahap itu bisa dilakukan, karena kita juga dibatasi dengan anggaran serta program PLN itu memang secara khusus memprioritaskan program untuk melayani pelanggan-pelanggan yang belum mendapatkan listrik bagaimana masyarakat bisa menikmati listrik,” ucapnya beberapa hari lalu di Kantor Wali Kota Pontianak.

Dijelaskannya juga untuk program penggeseran tiang atau penataan tidak berkaitan langsung dengan pelayanan sambung baru atau pelayanan listrik yang menyentuh masyarakat.

"Biaya yang dikeluarkan untuk menata ulang tiang listrik cukup besar. Sederhananya, untuk jaringan sepanjang 1 km, biaya yang dibutuhkan berkisar Rp300 Juta. Sedangkan di dalam kota, jaringan listriknya mencapai ribuan kilometer," jelasnya.

Hitler juga menuturkan bahwa pemindahan atau penataan yang telah dilakukan secara bertahap, diutamakan di daerah-daerah yang seringkali dikesalkan Wali Kota Sutarmidji.

Khususnya, lokasi yang sangat membahayakan misalnya di perempatan dan pertigaan jalan raya. Semua sudah dilakukan bertahap dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota.

“Memang kita akui masih ada, tapi secara prinsip kita tetap menginginkan bersama-sama bahwa layanan PLN yakni infrastruktur yang dinikmati masyarakat semua baik, tapi itu harus dilakukan secara bertahap,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved