Lagenda Bukit Tilung Tempat Berkumpulnya Para Arwah
Disaat malam hari, mereka mendengarkan ada suara aktifitas manusia, suara ayam, dan suara-suara lainnya, layaknya seperti didunia nyata saat ini.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Wartawan Tribun Pontianak ikut dalam reses anggota DPRD Kapuas Hulu Fabianus Kasim, bersama Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kapuas Hulu, di Desa Nanga Raun, Dusun Tilung dan Dusun Nanga Arong, Kecamatan Kalis, Minggu (15/1/2017).
Wartawan Tribun, diberikan kesempatan untuk mewancarai Mantan Temenggung Suku Dayak Orung Da'an, D.M Rajang, untuk mengetahui lagenda atau mitos Bukit Tilung yang berada di desa mereka. Berikut ceritanya.
Bukti Tilung yang ketinggian sekitar 1.450 kaki, memiliki 6 tingkat, yang memiliki cerita mitos atau lagenda sangat diyakini oleh masyarakat setempat.
Dimana letak Bukit Tilung berada di Desa Nanga Raun, Dusun Tilung dan Dusun Nanga Arong Kecamatan Kalis.
Bukit yang berbentuk lesong itu, sangat dipercaya sebagai tempat berkumpulnya seluruh arwah manusia yang telah meninggal dunia.
Baca: Inilah Mitos Batu Tingkeh Keramat di Desa Nanga Raun
Menurut cerita Mantan Temenggung Suku Dayak Orung Da'an, D.M Rajang, bahwa bukit Tilung memiliki tiga buah pohon besar (Kansurai) menandakan dihuni oleh para arwah yang berasal dari suku Dayak, Cina, dan suku Melayu.
Dimana Kansurai sebagai tempat persinggahan arwah menuju ke Bukit Tilung. Di Puncak Bukit Tilung tingkat ke enam juga ada kolam yang dipenuhi dengan Ikan langkung (Dungan Bangap) berukuran sangat besar.
Sebelum arwah yang sudah meninggal menuju rumah abadi di Bukit Tilung, mereka harus menyebrangi kolam tersebut. Jika mereka jatuh kedalam kolam artinya, banyak dosa dan masuk neraka. Jika tidak jatuh, berarti arwah itu masuk kedalam surga.
Perumpamaan di dunia nyata Bukit Tilung itu merupakan, pusat ibukota yang ramai dipenuhi oleh aktifitas dan penduduk. Dibuktikan ada masyarakat suku Punan saat berburu ke Bukit Tilung, untuk mencari obat alami (Gelida) dari binatang disana.
Disaat malam hari, mereka mendengarkan ada suara aktifitas manusia, suara ayam, dan suara-suara lainnya, layaknya seperti didunia nyata saat ini. Selaun itu Bukit Tilung juga, dipercayakan masih ada raja tapa suku dayak ahe kenayan.
Raja Tapa diyakini akan keluar dari bukit, membantu ketika orang Dayak diserang oleh musuh. Selain itu, di Bukit tersebut juga terdapat dua buah intan dengan ukuran besar, buluh perindu, geliga, gua, air terjun dan berbagai jenis binatang juga terdapat dibukit tersebut.
Untuk menuju ke Bukit Tilung sekitar 5 jam dari Ibu Kota Putussibau, mengunakan kendaraan darat yaitu mobil dan sepeda motor. Sekitar 2 jam dari Putussibau ke Desa Nanga Raun, dan 3 jam dari Desa Nanga Raun ke Bukit Tilung mengunakan kendaran air (speed).
Selain bukit tilung, kita juga bisa melihat pesonannya tempat wisata di Desa Nanga Raun seperti, Poringokok (Bambu Pengaloi), Batu Bejaman (tempat orang kayanangan menjemur padi), Johi brata (tiang naga), Rangah Liuk (Kerangan Besar), Riam Teset (sebar bubu), batu borak (batu bisul) dan Batu Boung (batu buntal), Batu Tampah (Batu Sengkalan), dan Batu Tingkeh ( Batu Coba).
Desa Nanga Raun Kecamatan Kalis, memiliki dua dusun yaitu, Dusun Tilong dan Dusun Nanga Arong. Dengan jumlah penduduk desa sekitar 300 KK atau sekitar 1200 lebih jiwa. Dihuni penduduk asli Suku Dayak Orung Da'an. Untuk agama yang ada di Desa Nanga Raun, ada tiga yaitu, Katholik (80 persen), Protestan (19 persen) dan Islam (1 persen).
Ritual adat yang ada di Desa itu, seperti acara Saut Koruh (Nikah adat), Pantang orang mati, buang pantang orang mati, Bokah/ Nyonat ( gawai besar orang meninggal). Hingga kini masih terus jalankan.