Pasien Keluhkan Layanan di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

Ia juga memuji dan berterima kasih pada layanan yang diberikan saat pertama lalu, tim medis yang ramah, dan mengutamakan kepentingan pasien.

Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadri Pontianak 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Budayawan Kalbar, Syafaruddin Usman merasa kecewa terhadap pelayanan yang didapatkannya di Rumah Sakit Kota Pontianak yang baru-baru ini mendapat predikat pelayanan terbaik di Indonesia.

Ia menceritakan kejadian yang tidak ia sendiri sebenarnya enggan mau menceritakan ini tapi ia tidak ingin pasien lainnya juga diperlakukan seperti ia oleh pegawai yang bertugas di RSUD Kota Pontianak tersebut.

"Saya mengunjungi RSUD Sultan Syarif Muhammad Alkadri, Maksud kedatangan saya untuk berobat, keram bagian perut, dan infeksi tenggorokan akibat batuk," jelasnya, Kamis (15/12/2016).

Sebelumnya ia juga menuturkan sekitar seminggu lalu ia juga melakukan  pengobatan di sana dengan status penyakit tersebut. Kedatangan kali ini karena pada pengobatan pertama masih belum pulih.

Baca: Eddy Suratman Puji Gaya Kepemimpinan Wali Kota Sutarmidji

Ia juga memuji dan berterima kasih pada layanan yang diberikan saat pertama lalu, tim medis yang ramah, dan mengutamakan kepentingan pasien untuk diberikan pelayanan layak.

"Namun, pada kedatangan kedua ini  sangat menyedihkan, menyakitkan dan saya kira juga memalukan bagi manajemen RSUD kebanggaan Pemkot Pontianak tersebut," katanya kesal.

Ia menjelaskan kronologisnya dari awal ia datang, "setelah saya mendaftarkan diri di bagian pelayanan IGD di depan ruang IGD, saya dipersilakan masuk untuk menemui tim medis.
Sesampainya di bagian penerimaan lembar pendaftaran di ruang IGD, saya ditanya keluhan sakit yang dirasakan," ujarnya.

Kemudian ia menceritakan lebih lanjut sewajarnya ia menjelaskan kondisi yang dirasa saat itu pada petugas, antara lain keram di otot perut, infeksi tenggorokan dan seminggu lalu hasil rekam medis juga menunjukan bahwa untuk rekam jantung dinyatakan jantung tidak ada masalah.

Namun setelah Syafaruddin Usman memberikan keterangan tersebut dijawab oleh seorang yang ia sendiri tidak tahu apakah dia suster atau dokternya

Syafaruddin menirukan ucapannya orang tersebut "kenapa tidak di poli saja Pak. Saya jawab: Polinya tutup, lagi juga saya kan darurat, saya kira langsung kemari,"

Lebih lanjut ia menuturkan ada perempuan berbaju biru, sambil bermain Hp meanyakan apa yang ia rasakan  sakitnya.

"Saya jawab  lho kan sudah saya jelaskan dengan Mb (apakah dia dokter atau perawat) yang satu tadi, kok ditanya ini terus.
Sementara kondisi yang saya rsakan sakit sekali, terasa ngilu di perut dan tidak nyaman di tenggorokan," katanya dengan kesal.

Safaruddin juga menuturkan dengan biadabnya, lembaran pengantar untuk dicek medis yang ia sampaikan sampaikan tidak dihiraukan, bahkan ditepis, "dengan alasan tunggu saja nanti diperiksa," timpalnya.

Ia lantas mengatakan "kok begini cara dan etika kalian melayani kami sebagai pasien.
Tiba-tiba muncul di situ seorang anak muda, perawat mungkin, laki-laki, yang kalau saya tak salah dengar oleh perawat lain dipanggil dengan sapaan Lau, dengan KASAR seakan menghardik saya, dan ia berkata kasar dengan saya, kalau mau berobat, bapak nunggu saja jangan marah-marah," cerita Usman dengan kesedihannya karena diperlakukan seorang tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved