Tas Berisi Bahan Peledak di Perpustakaan Setda Bupati Mempawah
Ternyata masih ada ditemukan paket diduga berisi bahan peledak yang terdeteksi berada didalam ruangan Perpustakaan Setda Bupati Mempawah.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Rizky Zulham
"Seperti ketika ada tamu presiden, pengamanan tamu negara lainnya, seperti sudah dilakukan di Kayong Utara dalam Sail Karimata dilakukan pengamanan VVIP, disitu juga ada jihandaknya, maka dilakukan seperti ini," jelasnya.
Ia mengatakan tak hanya puluhan anggota, juga ada robot penjinak bahan peledak, dan scapper untuk penghancuran bahan peledak.
"Itu seperti picu, yang kita hancurkan, jadi bukan bahan peledaknya," jelasnya.
Namun pada intinya tim jihandak sendiri terdiri 15 orang baik dari deteksi, operator robot dan sebagainya.
Untuk skenario simulasi sendiri dikatakannya, awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari atasan mengatakan bahwa di lingkungan kantor Bupati Mempawah ada dimasuki teroris.
"Pada akhirnya kita mendengar adanya berita tersebut benar adanya, maka kemudian kita pengamanan dahulu," ungkapnya.
Baru kemudian dilakukan pelumpuhan teroris, kemudian setelah teroris dilumpuhkan maka kemudian pengamanan paket yang diduga berisi bahan peledak.
"Paketnya awalnya kita jumper dulu seperti sinyal hp, karena takutnya pada pelaksanaan bom meledak lewat sinyal hp atau apa, makanya diadakan jumper dulu," jelasnya.
Kemudian diamankan paket bom, melalui x ray untuk menembus pandang dahulu, kemudian bisa dilihat apakah bisa ditekan, sentuh atau anti goyang, kita belum tahu, kita tidak tahu itu, setelah diketahui barulah dikeluarkan paket dicari tempat aman, kemudian disposal.
"Bukan menghancurkan bom, melainkan pemicu dulu seperti detonatornya," tukasnya.