Rusman Ali: Belum Semua Guru Ngaji dapat Insentif
"Masing-masing guru ngaji akan menerima insentif Rp1,5 juta sebelum dipotong pajak lima persen,
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Bupati Kubu Raya Rusman Ali menerangkan belum semua petugas fardu kifayah dan guru ngaji yang diberi insentif, sebabnya pemberian insentif sifatnya bertahap. Akan tetapi ini merupakan komitmen dari pemerintah daerah.
"Masih bertahap, karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah, akan tetapi kebijakan ini akan menjadi komitmen saya selaku bupati, dan juga komitmen ketua DPRD Kubu Raya, yang sama-sama ingin memberikan kesejahteraan kepada masyarakat kabupaten ini," katanya, Minggu (4/12/2016).
Bahkan tahun depan bupati berniat akan menambahan penerima insentif baik guru ngaji maupun fardu kifayah. Sebab saat ini masih ada banyak petugas fardu kifayah yang belum tersentuh demikian juga dengan guru ngaji.
"Sehingga Pemerintah akan terus melakukan penyesuaian data yang ada sehingga secara bertahap semua guru ngaji dan fardu kifayah tersebut yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dapat terlayani," ungkap bupati.
Ia mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengatakan telah menganggarkan Rp1,4 miliar untuk dana insentif petugas Fardhu Kifayah dan guru ngaji yang ada di Kabupaten Kubu Raya.
"Untuk tahun ini, ada 211 petugas fardu kifayah dan 256 guru ngaji yang mendapatkan insentif dari Pemkab Kubu Raya. Hal ini kita lakukan sebagai bentuk perhatian bagi para petugas Fardhu Kifayah dan guru ngaji yang ada di daerah," katanya.
Dijelaskan Rusman Ali, anggaran itu akan dibayarkan dengan dua tahap yakni tahap pertama, masing-masing akan mendapatkan Rp250 ribu per orang per bulan dan akan dibayarkan untuk enam bulan pertama.
"Masing-masing guru ngaji akan menerima insentif Rp1,5 juta sebelum dipotong pajak lima persen," ungkapnya.
Menurut bupati adanya insentife tersebut sebenarnya belum sebanding dengan andil dan partisipasi dalam bentuk memberikan pelayanan fardhu kifayah maupun sebagai guru ngaji. Apalagi merupakan tugas mulia dan bernilai ibadah.
"Peran petugas baik fardu kifayah dan guru ngaji tidak bisa dianggap enteng, tapi justru peran bapak-ibu sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat," tuturnya.
Rusman Ali menjelaskan tidak banyak orang yang mau dan berani untuk menjadi petugas guru ngaji atau fardu kifaya, karena tugas itu berhadapan dengan persoalan orang yang sudah meninggal dan masa depan tanggung jawan anak-anak agar pandai mengaji.
Terutama peran guru ngaji adalah melahirkan anak-anak dan generasi penerus Quran, generasi yang mampu membaca Alquran, calon-calon qari dan qariah andalan dan diharapkan dapat mengamalkan ajaran Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
"Menjadi petugas fardu kifayah dan guru ngaji, harus dilandasi rasa ikhlas karena Allah SWT, insya Allah akan menjadi amal ibadah yang luar biasa di sisi Allah SWT. Untuk itulah, saya selaku bupati, tergugah ingin memberikan bantuan berupa insentif kepada bapak-ibu yang berperan sebagai petugas fardu kifayah dan guru ngaji," jelasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/rusman-ali_20161128_191109.jpg)