Kisah Mistis Penangkapan Buaya Pemangsa Manusia, Pawang Didatangi Wanita Gaib
Lalu apakah Sungai Lubuk Bunter Desa Kimak ini sarat akan penunggu mistis? Mang Syarif menjawab diplomatis.
Ternyata predator itu akan dibiarkan hidup, sampai ajalnya tiba. Jika dalam beberapa hari kedepan, buaya hitam ini mati, maka Mang Syarif baru akan memenggal kepala buruannya.
"Kita lihat saja sampai beberapa hari tahannya (buaya bertahan). Kalau dia (buaya hitam) mati, baru akan kita potong (sembelih). Dan nanti, tergantung pihak keluarga korban, apakah minta saya membelah perut buaya ini atau tidak? Dibelah atau tidak perut buaya, itu tergantung permintaan keluarga korban," katanya.
Sementara itu, perburuan buaya lainnya 'si kuning' hingga malam ini masih dilakukan di Sungai Lubuk Bunter Desa Kimak, perbatasan dengan Desa Jadahbahrin Merawang Bangka.
Berbagai kabar berhembus,, bahwa si kuning sudah menyambar pancing sang pawang, pagi tadi. Namun, hingga berita ini diturunkan, buaya kedua tetap saja belum didapatkan.
"Pagi ini (pagi tadi) pancing pawang kembali disambar buaya, sudah dapat satu lagi," kata Kepala Desa (Kades) Kimak Kecamatan Merawang, Mustofa memberi informasi awal melalui pesan singkat (sms) telepon seluler kepada wartawan Bangka Pos Group, Senin (28/11/2016) pagi. Bahkan, Kades mengaku akan menyiapkan 25 personil untuk menarik dan mengangkat buaya kuning yang diprediksi lebih besar dari buaya hitam, tangkapan pertama.
Sayang, soal khabar tertangkapnya s'i kuning' buaya kedua, hanya isapan jempol. Saat Bangka Pos Group, tiba di lokasi Desa Kimak, tetap saja satu ekor predator ganas yang terpajang di lapangan bola.
"Saya dapat khabar pagi tadi memang buaya kuning sudah menyambar pancing, tapi belum dapat," kata Kades Mustofa, ketika ditemui langsung di lokasi, Desa Kimak, siang tadi meluruskan soal informasi yang dia berikan.
Mengenai khabar heboh tertangkapnya buaya kedua berwarna kuning, Sang Pawang, Mang Syarif, hanya menebar senyum penuh arti.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat (si kuning) berhasil kita dapatkan. Yang jelas, kita tetap akan cari satu buaya lagi," kata Mang Syarif ditemui Bangkapos.com, Senin (28/11/2016) di Lapangan Bola Desa Kimak Kecamatan Merawang Bangka.
Sebelumnya, Sangkuriang alias Siankuri alias Biel (40), Warga Desa Kimak, tewas diterkam buaya saat sedang menjala ikan dan udang di Sungai Lubuk Bunter Desa Kimak Kecamatan Merawang, Senin malam (14/11) sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat kejadian, korban menjala ikan bersama temannya, Jasimin alias Simin (28), warga Kimak.
Tubuh korban terkaman buaya itu ditemukan hampir seminggu kemudian terdampar di semak belukar, tepi kebun milik Halimah alias Bik Ciew, di Bibir Sungai Lubuk Bunter, Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Bangka, Minggu (20/11) petang.
Kondisi jasad korban saat ditemukan sudah tak utuh lagi. Kedua tangannya sudah hilang. Telapak kaki (pergelangan kaki) sebelah kanan tidak ada lagi (putus), dan ada beberapa luka robek di tubuh korban
Sungai Lubuk Bunter yang merupakan bagian dari sungai Jada Bahrin dan sungai Baturusa selama ini memang dikenal sebagai habitat buaya muara berukuran besar.
Selain buaya, di sungai-sungai tersebut banyak terdapat udang satang berukuran besar dan beraneka ragam ikan.(*)