Cornelis Apresiasi Pencapaian Produksi Beras dan Jagung di Indonesia
Cornelis menyatakan, apa yang telah dicapai oleh pemeritah ini untuk menuju kedaulatan pangan demi kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rizky Zulham
Citizen Reporter
Rhinto
Humas Pemprov Kalbar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pada Puncak Pangan Se Dunia Gubernur Kalbar Cornelis di dampingi Ketua TP PKK Provinsi Kalbar Frederika memberikan apresiasi atas pencapaian peningkatan produksi di beberapa komoditas seperti beras dan jagung selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Cornelis menyatakan, apa yang telah dicapai oleh pemeritah ini untuk menuju kedaulatan pangan demi kesejahteraan masyarakat. “Sebagai perwakilan dari pemerintah pusat di daerah, pemerintah Provinsi Kalbar akan terus mendukung kedaulatan pangan demi kesejahteraan masyarakat," ujarnya saat menghadiri puncak pangan se dunia, di Kabupaten Boyolali, Sabtu (29/10/2016).
Gubernur menjelaskan, langkah awal yang harus ditempuh dalam mewujudkan ketahanan pangan di kalbar, adalah dimulai dari kebutuhan keluarga dulu, karna kunci dari semuanya adalah tercukupi kebutuhan keluarga. "Kita berharap, agar masyarakat Kalbar untuk tidak membiarkan lahan-lahan kosong tidur begitu saja, semakin hari kebutuhan semakin meningkat, persaingan semakin ketat," ucapnya.
Kata Cornelis, manfaatkan lahan kosong dengan tanaman yang gampang , mudah, dan tidak mengunakan biaya yang besar seperti jagung dan lain sebagainya. Hal itu bisa memberikan hasil pada ekonomi dalam keluarga sendiri. Kalau ada lebih bisa dijual di pasaran, sebagai tambahan penghasilan.
"Kalbar sangat luas, potensi-potensi pertanian sangat banyak untuk bisa dilakukan kalau tidak di mulai dari sekarang, dan dari diri sendiri kita akan ketinggalan," katanya.
Dalam puncak hari pangan Se Dunia itu, Presiden RI Jokowi optimis kalau semua bekerja keras, makan beras hingga akhir Desember mendatang tidak ada imfor. Ia menyatakan, komoditas jagung imfor sudah menurun hingga sekitar 60%. Karena , para petani sebelumnya mengeluhkan harga jagung Rp 1.500/kg, tetapi setelah keluarnya peraturan Presiden (Perpres), tentukan harga Rp.2.700/kg.
"Harga jagung di lapangan sudah sudah mencapai Rp 3.100/kg meloncat tinggi, di bandingkan sebelumnya. Artinya, petani sekarang dapat memiliki keuntungan besar dengan adanya Perpres tersebut," jelasnya.
Jokowi menuturkan, dengan harga tinggi petani sangat bergairah untuk menanam kembali jagung. Hal ini kuncinya adalah harga akhir. Percuma petani disubsidi pupuk dan benih, tetapi harga jatuh tidak ada artinya. "hal ini kedepan strategi yang harus dilakukan untuk mencapai kesejahteraan petani,” ungkapnya.