Tanpa Jaringan PLN, Dua Dusun di Sekadau Hilir Gelap Gulita

Dua dusun itu, Segori dan Kedomba. Mereka siap jika jaringan masuk dan juga siap bayar

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIVALDI ADE MUSLIADI
Rizky anak dari Iskandar warga Dusun Semaong Desa Peniti Kecamatan Sekadau Hilir makan dan belajar dalam penerbangan seadanya, Minggu (16/10/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU  – Di Desa Gonis Tekam Kcematan Sekadau Hilir, masih ada dua dusun yang warganya belum menikmati penerangan dari listrik PLN. Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Desa Gonis Tekam Sukirwan.

Ia mengatakan, dua dusun tersbut yakni dusun Segori dan dusun Kedomba. Kedua dusun tersebut dihuni sebanyak 230 Kepala Keluarga (KK).  “Dua dusun itu, Segori dan Kedomba. Mereka siap jika jaringan masuk dan juga siap bayar,” ujarnya Kamis (27/10).

Dikatakannya, masyarakat dalam dua dusun tersebut sebagian besar merupakan petani kelapa sawit. Untuk itu, ia berharap jaringan listrik PLN bisa masuk di dua dusun tersebut.

 “Untuk yang lain sudah teraliri jaringan. Masyarakat di dua dusun tersebut menggunakan mesin genset sebagai sumber penerangan pada malam hari,” katanya.

Ia juga berharap, agar PLN dapat mengabulkan permintaan dari warga dua dusun tersebut secepatnya. Dikarenakan, warga juga telah siap untuk membayar apabila diapsang jaringan listrik dirumah mereka.

Anton, satu diantara warga dusun Segori Desa Gonis Tekam juga mengatakan hal yang sama. Bahkan dirinya dalam beberapa tahun terakhir menggunakan genset untuk menerangai rumahnya. Namun, ia juga mengakui tidak sanggup dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan bakar.

“Kalau tiap hari elas tidak mampu minyaknya, makanya saya hidupkan kalau malam saja. Saya sangat berharap lah jaringan listrik PLN dapat masuk ke kampung kami. Sudah lama juga kami mengajukan melalui desa,” tuturnya.

Baca: Petugas Pangkas Sejumlah Pohon untuk Perawatan Jaringan Listrik

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat Safaruddin ditemui belum lama ini mengatakan, memang dirinya sering mendapatkan keluhan mengenai sering padamnya lampu. Tak hanya itu persoalan sering terjadi biarpet, kata dia, tapi juga beberapa daerah yang belum tersentuh jaringan listrik.

“PLN memiliki otoritasnya sendiri hingga ketingkat pusat. Memang sudah sering disampaikan, namun jika dibandingkan dengan 5 tahun lalu perkembangan jaringan sudah semakin luas,” ujarnya.

Ia mengatakan, menurut PLN padam yang dilakukan tersebut misalnya karena hujan atau angin karena PLN tidak mau mengambil resiko. “Alasan mereka tidak mau ambil resiko besar. Lebih baik padam sebentar dari pada rusak lama,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya telah menyampaikan keluhan tersebut kepada PLN, mulai dari seringnya biarpet hingga bagi daerah yang belum masuk jaringan listrik. “Teriak-teriak pun sudah. Mudah-mudahan jaringan sudah berkembang luas, tinggal memperbaiki managementnya lagi,” tandasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved