Liputan Khusus
Distanak Terus Menggalakkan Sosialisasi Penerapan Metode Penanaman Padi Hazton
Tetapi jumlahnya hanya sedikit. Saya tidak hafal petaninya di desa atau kecamatan mana. Tapi yang jelas laporannya memang ada
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kubu Raya, Gandhi Satyagraha mengatakan, Distanak Kubu Raya bekerja sama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) terus menggalakkan sosialisasi penerapan metode penanaman padi hazton. Saat ini Kubu Raya masih dalam tahap uji coba.
"Kami dalam hal ini akan bekerjasama dengan BP4K untuk mensosialisasikan penerapanannya kepada masyarakat. Kami dari sisi program, sedangkan BP4K dari pelaksanaannya di masyarakat," ujarnya, baru-baru ini.
Gadhi mengungkapkan sebenarnya penerapan metode hazton telah mulai dilaksanakan di Kubu Raya, tepatnya di Kecamatan Sungai Raya. Hasilnya cukup baik, namun belum begitu maksimal. "Kita sudah pernah melakukan metode hazton ini. Peningkatan hasil perhektarnya sudah cukup bagus di atas metode lainnya," ungkapnya.
Untuk itu metode terbaru dalam sistem penanaman padi tersebut akan terus digalakkan. Melalui pembinaan, bimbingan kepada seluruh petani. Sebab pelaksanaannya untuk mencapai maksimal butuh point-point yang mendukung.
"Di antaranya, lahan, pupuk, penanamannya serta seluruh rangkaian dalam metode hazton harus terlaksana agar mampu menghasilkan padi yang maksimal seperti metode hazton, bisa mencapai 20-25 ton per hektare," pungkasnya.
Ia menerangkan untuk lahan Kubu Raya sangat memadai memiliki 5 ribu hektare sawah yang siap produksi. Di antaranya di Kecamatan Sungai Kakap, Sungai Raya, Kubu dan lainnya.
"Kalau untuk lahan kita sangat siap. Namun yang perlu dipersiapkan lagi hanya dari sosialisasi terhadap petani agar petani benar-benar mampu menerapkan sistem metode hazton dengan baik," pungkasnya.
Ketapang Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Distanak Kabupaten Ketapang, Akhmad Humaidi mengakui ada sekelompok petani yang menolak bantuan benih padi dari Pemerintah.
"Tetapi jumlahnya hanya sedikit. Saya tidak hafal petaninya di desa atau kecamatan mana. Tapi yang jelas laporannya memang ada," kata Humaidi kepada Tribun di Ketapang, Rabu (19/10).
Ia menjelaskan petani menolak benih itu karena sudah tanam. Padahal benih itu bisa ditanam pada masa tanam berikutnya yakni akhir tahun bahkan hingga April 2017. Menurutnya petani harusnya tidak menolak bantuan benih itu.
"Karena benih itu bisa digunakan pada musim tanam berikutnya. Satu tahun petani menanam padi dua kali. Kalau sekarang sudah tertanam dengan benih sendiri. Kita berikan teloransi benih padi itu bisa digunakan hingga April 2017," jelasnya.
Namun ia menegaskan tentu pemberian benih padi itu dilakukan sesuai teknis. Misalnya jika benih diberikan sekarang pada petani yang sudah menanam. Tentu benih itu bisa mati karena kadaluarsa dan hal tersebut tidak boleh.
"Jadi kalau petani mau tanam pada Maret 2017 maka akan kita berikan benih padi itu diakhir tahun 2016. Artinya realisasi pemberian tetap pada 2016. Tapi oleh petani bisa digunakan pada musim tanam berikutnya yaitu Maret 2017," ucapnya.
Menurutnya terhadap petani yang menolak bantuan benih padi saat ini. Sebetulnya hanya ditunda pembagian karena petani sudah menanam secara mandiri. Lantaran bantuan benih itu padi bisa diterima pada musim tanam berikutnya.