Dokter Gadungan
BREAKING NEWS: Dokter Gadungan ini Tipu Korbannya Hingga Ratusan Juta
Dari pengalaman saya, ada kawan saya itukan mereka herbalis, seperti Prof Fenti dan lain-lainnya itukan, kayak Hembring, Gus Muh. Jadi saya ikut-ikut
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Zunaidi dokter gadungan ini menceritakan kisahnya, ide melakukan aksi penipuan dengan modus sebagai dokter dari Mabes TNI diperolehnya berawal dari keinginannya meniru praktek medis sejumlah orang yang juga sebagai herbalis.
Baca: BREAKING NEWS [VIDEO]: Beginilah Penangkapan Dokter Gadungan yang Telah Menipu Banyak Orang ini
"Dari pengalaman saya, ada kawan saya itukan mereka herbalis, seperti Prof Fenti dan lain-lainnya itukan, kayak Hembring, Gus Muh. Jadi saya ikut-ikutan seperti itulah," ungkapnya.
Zunaidi menuturkan, ia menjalankan praktek dokter palsunya hanya sendirian. Setiap pasien yang datang sudah dipatok dengan harga mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu untuk satu kali terapi.
"Satu bulan biasa dapat lima juta kalau sepi pasien, tapi kalau ramai dan kontinyu bisa dapat Rp 10 juta sampai Rp 15 juta sebulan. Kalau dari daftar bisa dilihat, lebih Rp 250 juta saya dapatkan," paparnya.
Jika awalnya ia mengakui pasiennya yang datang ke tempat prakteknya, di wawancara selanjutnya Zunaidi justru mengatakan penanganan pasien juga dilakukan di rumah pasien.
"Ada yang di rumah masing-masing, ada yang ke rumah saya. Jadi mereka manggil saya di rumah, kalau saya dipanggil saya datang, kalau ndak ya ndak," ucapnya.
Selain pasien (korban) yang berasal dari Kota Pontianak dan Kubu Raya, ia juga mengakui korbannya berasal dari kabupaten lain di Kalbar.
"Pasien saya selain dari Kota Pontianak dan Kubu Raya, juga dari kabupaten lain, kayak Ketapang, Bengkayang dan Sintang, daerah hulu banyak. Mereka ada yang sudah selesai pengobatannya dan ada juga yang belum, kan pakai target, ada yang 9 kali pengobatan selesai dan ada yang baru dua sampai tiga kali sudah selesai, kalau pasien oke saya teruskan, kalau ndak ya sudah, " urai Zunaidi.