Sekda Ajak Pelajar Jaga Komitmen Solidaritas
Tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan solidaritas dan persaudaraan sesama anak bangsa yang dilandasi wawasan kebangsaan
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Sedikitnya 90 pelajar mulai dari SMA/SMK sederajat dari Kecamatan Mempawah Hilir, Mempawah Timur, dan Sungai Kunyit mengikuti kegiatan peningkatan solidaritas dan ikatan sosial masyarakat Kabupaten Mempawah di Wisma Chandramidi, Mempawah, Rabu (20/10/2016).
Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Mempawah, Rudi, mengatakan dengan gelaran ini pihaknya bermaksud menyadarkan pentingnya arti kehidupan berbangsa dan bernegara atas dasar persamaan hak dan kewajiban di hadapan hukum.
"Tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan solidaritas dan persaudaraan sesama anak bangsa yang dilandasi wawasan kebangsaan," jelasnya.
Sementara Sekretaris Daerah Mochrizal meminta pelajar dan semua elemen masyarakat dalam komitmen untuk harmonis dan sinergis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Untuk itu marilah kita sebagai bagian dari komponen bangsa bisa berpikir jernih, rasional, dan objektif agar terhindar dari perpecahan karena beragam benturan dan kepentingan yang tidak dapat disatupadukan," tambahnya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat membangun komitmen untuk menjadikan Kabupaten Mempawah sebagai daerah terdepan dalam hal menjaga persatuan dan kesatuan. Menurutnya, hal itu penting demi terselenggaranya pemerintahan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat.
Maka ia menyebut kondisi keragaman di Indonesia menjadi unsur strategis yang menguntungkan, meski di sisi lain juga mengandung potensi kerawanan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Termasuk, menjadi tantangan bagi kebersamaan dalam menghadapi dinamika kehidupan.
"Keberadaan masyarakat yang majemuk merupakan kekayaan bangsa yang harus diakui dan dihormati. Namun ketidakmampuan mengelola kemajemukan itu merupakan pengaruh berkelanjutan dari politik kolonial devide et impera yang mengakibatkan terjadinya berbagai gejolak yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa,"ujarnya.
Mochrizal mengatakan bangsa Indonesia kadang terlena dengan slogan persatuan dan kesatuan tanpa diikuti kemauan mengkaji secara lebih jauh bagaimana mewujudkannya. Terutama, di tengah-tengah masyarakat yang pluralistik dengan berbagai latar belakang sosial budaya.
"Dalam konteks ini pencerahan ke arah kewujudkan nilai-nilai persatuan kesatuan sesungguhnya menuntut kita bersama untuk mau dan mampu memahami serta mendalami perbedaan dan persamaan yang berlaku dari masing-masing komponen masyarakat," tambahnya.
Maka melalui sosialisasi dirinya berharap semangat kebersamaan yang tinggi di setiap komponen bangsa akan komitmen saling menghormati perbedaan kultur dan pendapat. Begitu pula komitmen kepedulian akan permasalahan sosial yang dihadapi sebagian besar masyarakat dan komitmen untuk belajar menyelesaikan permasalahan secara tertib sesuai norma hukum yang berlaku.
Mochrizal menyebut kegiatan sosialisasi sebagai momentum tepat untuk mengadakan perbaikan, peningkatan, dan pembaharuan terhadap kondisi yang selama ini menyumbat peningkatan dan pemantapan rasa persatuan dan kesauan bangsa.
"Karena kita ketahui bangsa kita saat ini sedang mengalami berbagai kesulitan, musibah, tantangan, dan ancaman yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan," tambahnya.