3 Prajurit TNI Jadi Korban Tipu Muslihat Dimas Kanjeng
Tudingan adanya penggandaan uang yang dikaitkan dari kasus Dimas Kanjeng terhadap majlis ta'lim yang dipimpimnya, tidak lah benar.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEMARANG - Panglima Kodam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi mengatakan, ada tiga prajurit yang dipimpinnya diduga terkait aktivitas Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi Probolinggo, Jawa Timur.
"Memang ada sedang kita dalami," ujarnya, Rabu (5/10/2016)
Pangdam menuturkan laporan sementara yang bersangkutan sudah cukup lama tidak ikut kegiatan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Dijelaskan, ketiga prajurit tersebut pernah ikut kegiatan dan memberikan beberapa sumbangan.
BACA JUGA: Padepokan Dimas Kanjeng, Kemewahan Hingga Ritual Tertutup
Namun dua sampai tiga tahun ketiga prajurit tidak ikut kegiatan Dimas Kanjeng lagi.
"Namun masih kita dalami sejauh mana keterlibatan ini bisa saja terjadi yang bersangkutan juga jadi korban. Kita dalami lebih lanjut. Mereka sudah kita panggil sementara yang bersangkutan juga menjadi korban karena mereka jugamemberikan sumbangan. Sudah cukup lama mereka meninggalkan kegiatan tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Majlis ta'lim Daarul Ukhuwah, Sultan Agung Ustadz Sumariono menjelaskan, majlis ta'lim yang dipimpinnya sejalan dengan visi misi dakwah milik Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Visi misi kita sama dalam dakwah untuk menjadikan umat islam lebih baik, maka kita bergabung dalam dakwahnya," ungkapnya saat dihubungi via telpon, sedangkan Sumariono saat ini sedang berada di Malang.
Sumariono menjelaskan, tudingan adanya penggandaan uang yang dikaitkan dari kasus Dimas Kanjeng terhadap majlis ta'lim yang dipimpimnya, tidak lah benar.
BACA JUGA: Bela Padepokan Dimas Kanjeng, Ini 7 Fakta Penting Marwah Daud Ibrahim
Menurutnya, hanya orang-orang sirik dan oknum yang tidak bertanggung jawab yang mengaitkan hal tersebut untuk menjelek-jelekan majlis ta'limnya.
"Di tempat saya yang ada hanya iuran mingguan dan dibuka untuk umum. Sehabis dakwah majelis akan makan bersama, sekali kegiatan kami menghabiskan uang Rp 2 - 3 juta rupiah, tidak ada pembayaran mahar, siapa yang bilang seperti itu," ungkapnya.
Berbagai kegiatanpun digelar di aula yang terdapat di majlis ta'lim itu. Dan, semua kegiatan terbuka untuk umum.
"Tidak benar ada penggandaan uang di majelis ta'lim saya," ucapnya.