Korban Penggandaan Uang Dimas Kanjeng dari Berbagai Daerah, Ini Kisah Mereka
Hanya saja, Lukman enggan menyebutkan nominal uang mahar yang sudah diberikan ke Dimas Kanjeng.
Laporan Wartawan Surya, Galih Lintartika
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PROBOLINGGO - Wajah Lukman, asal Gorontalo ini terlihat pasrah saat mendengar berita bahwa Dimas Kanjeng Taat Pribadi diringkus polisi.
Ia merupakan salah satu pengikut Dimas Kanjeng dan percaya bahwa yang bersangkutan bisa menggandakan uang.
Bahkan, ia pun sempat mengeluarkan uang atau yang biasa disebut sebagai mahar diawal proses penggandaan uang ini.
Hanya saja, Lukman enggan menyebutkan nominal uang mahar yang sudah diberikan ke Dimas Kanjeng.
Tiga tahun lalu, ia datang ke Padepokan membawa uang mahar.
Sesuai jadwalnya, ia akan mendapatkan penggandaan itu tahun ini.
BACA JUGA: Wartawan Kaget, Dimas Kanjeng Keluarkan Uang Gaib Ratusan Juta Rupiah Dari Tangannya
Namun, lagi-lagi, ia tidak membeberkan berapa janji Dimas Kanjeng melipatkan gandakan uang maharnya.
"Tahun ini seharusnya saya dapat hasil panen itu. Penggandaan uang mahar saya tahun ini cair," katanya.
Dia pun khawatir tertangkapnya Dimas Kanjeng ini membuat uang maharnya terancam tidak kembali.
Namun, ia menegaskan kembali atau tidak uang maharnya itu, ia akan pulang ke Gorontalo.
"Saya sudah tidak memikirkan uang mahar itu, yang jelas dalam jangka waktu dekat saya akan pulang ke rumah saja," terangnya.
Pria 55 tahun ini menjelaskan, sudah empat bulan menetap di Padepokan.
LIHAT JUGA: Video Dimas Kanjeng Dikukuhkan sebagai 'Raja Probolinggo' Kini Ia Bantai Dua Suruhannya
Selama empat bulan ini, ia mengikuti rutinitas yang ada di Padepokan, mulai olahraga di pagi hari, salat lima waktu, mengaji, atau pun mendengarkan tausiah.
"Jadi, bagi siapa pun yang membayar uang mahar dan ingin uangnya digandakan harus mau tinggal di Padepokan. Tinggal di Padepokan ini dilakukan saat menjelang pencairan saja. Kayak saya tahun ini kan mau cair, makanya saya tinggal di Padepokan," ungkapnya.
Ia mengaku, sudah banyak meninggalkan semua aktivitas dan keluarganya yang ada di Gorontalo.
Ia meninggalkan bisnisnya yang sudah berjalan di Gorontalo demi mewujudkan proses penggandaan uang mahar yang sudah diberikannya ke Padepokan Dimas Kanjeng.
"Siapa yang tidak tergiur, uang dari nilai kecil bisa menjadi nilai besar tanpa harus lelah bekerja. Saya dulu mendengar info ini dari saudara saya di Malang, dan saya tertarik mencobanya," ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
BACA JUGA: Diminta Polisi Gandakan Uang Jadi Rp 1 Miliar, Begini Reaksi Dimas Kanjeng
Hadi, pria asal Lampung juga mengalami hal sama. Ia mengaku sudah mengirimkan mahar ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Kalau saya sih uang maharnya Rp 5 juta dan dijanjikan akan digandakan menjadi Rp 50 juta tapi menunggu lima tahun. Tahun ini saya waktunya mendapatkan uang itu aslinya," kata pria yang sudah tinggal di Padepokan selama lima bulan ini.
Dia mengaku kecewa mendengar bahwa Dimas Kanjeng ditangkap polisi.
Harapan uangnya digandakan itu pun sirna.
Ia mengaku sudah menghapus semua iming-iming yang dijanjikan Dimas Kanjeng saat itu.
"Kalau sekarang saya hanya ingin uang mahar saya kembali. Saya tidak mau berharap aneh-aneh sekarang," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Informasi yang dihimpun, sistem penggandaan uang di Padepokan yakni orang datang ke Padepokan membawa uang mahar.
Setelah itu, Dimas Kanjeng akan menjanjikan jangka waktu untuk menggandakan waktu.
Minimal tiga tahun dan maksimal lima tahun.
"Saat mau pencairan biasanya Dimas Kanjeng berusaha mengolornya. Ia akan mengkritik bahwa pengikutnya ini kurang tirakat, shodaqoh dan sebagainya sehingga uang tidak bisa digandakan," kata sumber yang namanya menolak dikorankan kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
BACA JUGA: Kisah 'Gila' Pengikut Kanjeng Dimas, Militansi yang Tak Masuk Akal
Sumber menjelaskan, setelah itu, Dimas Kanjeng kembali memberikan impian ke pengikutnya.
Ia menjanjikan uang mahar itu bisa digandakan dengan syarat waktunya ditambah satu tahun.
"Bagi pengikut yang manut dengan Dimas Kanjeng akan dimintai kembali uang mahar. Nominalnya bervariasi tergantung permintaan Dimas Kanjeng," katanya.
"Mayoritas pengikutnya yang nafsu akan penggandaan uang ini akan menuruti kemauan Dimas Kanjeng. Mereka belum sadar kalau itu hanya modus semata," kata sumber tersebut. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/dimas-kanjeng-taat-pribadi_20160928_172654.jpg)