Mahasiswa Teknik akan Bertahan di Rektorat Untan, Sampai Dekan Mundur dari Jabatannya

Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Untan, Mahdi Mursalin, menuturkan jika mereka akan tetap bertahan untuk melakukan aksi demonstra

Penulis: Syahroni | Editor: Mirna Tribun
Mahasiswa Teknik akan Bertahan di Rektorat Untan, Sampai Dekan Mundur dari Jabatannya - mahasiswa-teknik-untan_20160926_161539.jpg
TRIBUNPONTIANAK/SYAHRONI
Mahasiswa Teknik Untan lakukan demo di Gedung Rektorat Untan.
Mahasiswa Teknik akan Bertahan di Rektorat Untan, Sampai Dekan Mundur dari Jabatannya - mahasiswa-teknik-untan_20160926_161520.jpg
TRIBUNPONTIANAK/SYAHRONI
Mahasiswa Teknik Untan lakukan demo di Gedung Rektorat Untan.
Mahasiswa Teknik akan Bertahan di Rektorat Untan, Sampai Dekan Mundur dari Jabatannya - mahasiswa-teknik-untan_20160926_161628.jpg
TRIBUNPONTIANAK/SYAHRONI
Mahasiswa Teknik Untan lakukan demo di Gedung Rektorat Untan.
Mahasiswa Teknik akan Bertahan di Rektorat Untan, Sampai Dekan Mundur dari Jabatannya - mahasiswa-teknik-untan_20160926_161809.jpg
TRIBUNPONTIANAK/SYAHRONI
Mahasiswa Teknik Untan lakukan demo di Gedung Rektorat Untan.

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Untan, Mahdi Mursalin, menuturkan jika mereka akan tetap bertahan untuk melakukan aksi demonstrasi menurunkan dekan mereka di fakultas.

Hal tersebut disampaikannya saat diwawancarai Tribun Pontkanak, di Gedung Rektorat Untan, Senin (26/9/2016).

"Kami tetap akan melanjutkan aksi untuk menurunkan dekan, kami akan bertahan sampai dia (dekan) turun dari jabatannya," ungkapnya.

Disebutkannya juga jika permasalahan telah dilakukan usaha untuk diselesaikan ditingkat fakultas.

"Kami sudah mediasi, dengan cara yang baik, tapi fakultas tidak menghargai niat baik tersebut," ungkapnya.

Dikatakannya bahwa pihak fakultas mengambil kebijakan sendiri tanpa adanya koordinasi dengan mahasiswa.

Hal itu bermula pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2016 ini, dimana acara penerimaan mahasiswa baru (PMB), dilakukan tiga hari tapi acaradi fakultas teknik sendiri direncanakan empat hari.

"Kami mahasiswa juga sebagai panitia, bahkan panitia juga ada dari unsur dosen, kegiatan PMB tiga hari dan hari keempatnya adalah penutupan," ungkapnya.

Kegeraman mahasiswa mulai terjadi ketika, pihak fakultas membekukan kegiatan yang direncanakan untuk hari keempatnya tetsebut, dan dalam mengambil keputusan itu diakatakannya pihak fakultas tidak ada berkompromi dengan mahasiswa, padahal mahasiswa adalah pelaksana kegiatan dilapangan.

"Jadi masalah ini berpangkal dari fakultas membuat peraturan sepihak tanpa melibatkan kami mahasiswa," ungkap Wakil Ketua BEM Fakultas tersebut.

Dalam kegiatan tersebut ditegaskannya kembali bahwa unsur panitia terdiri dari dosen dan mahasiswa, namun pada saat ada masalah disebutkannya mengapa dosen hanya mengambil keputusan sepihak.

Disebutkannya juga satu diantara kebijakan yang diambil dekan yang dinilai otoriter adalah, dekan membuat surat edaran menyuruh dosen-dosen, membuat surat peringatan secara sepihak, dan dipaksa untuk menandatangani pernyataan bermaterai dan keputusan itu diambil sepihak oleh fakultas.

"Kami takut, dari care mereka memaksa menandatangani pernyataan itu takut disalahgunakan," ungkapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved