Profil

Iptu Helmiady: Jika Masuk Polisi Bayar, Saya Mundur, Mak!

Mendengar hal itu, Helmiady tak patah arang. Sebagai aktivis, ia tahu benar masih punya idealisme. "Saya bilang sama orangtua, kalau pakai duit, saya

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
zoom-inlihat foto Iptu Helmiady: Jika Masuk Polisi Bayar, Saya Mundur, Mak!
Dok Pribadi Helmiady

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hasyim Ashari

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Penyidik Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri, Iptu Helmiady, menuturkan bagaimana dirinya akhirnya menjadi anggota Polri.

Siapa yang menyangka, jebolan Jurusan Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Tanjungpura (Untan) ini, awalnya malah mengaku tidak suka dengan polisi.

Baca Juga: Ini Sosok Iptu Helmiady, Lulusan Untan Yang Tangani Kopi Sianida Mirna

"Dulu sering turun ke jalan. Kalau ada demo, saya lihat sendiri anggota Polri tidak simpatik. Jadi, sebelumnya, saya tidak suka polisi," kata Iptu Helmiady kepada Tribunpontianak.co.id, Minggu (25/6/2016).

Kiprah Iptu Helmiady dalam penanganan kasus Wayan Mirna Salihin, sebelumnya diungkap Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Prof DR Thamrin Usman, di Pelantikan Ikatan Alumni (IKA) Untan di Rumah Dinas Wali Kota Pontianak.

Iptu Helmi akhirnya mengakui, ia termakan omongannya sendiri tentang Polri. "Itulah, tidak boleh kita terlalu benci kepada sesuatu," ujarnya.

Begitu selesai kuliah, Iptu Hemiady, mengaku coba-coba ikut seleksi masuk anggota Polri di Polda Kalimantan Barat (Kalbar).

Baca Juga: Kasus Kopi Sianida Mirna Libatkan Lulusan Untan Pontianak

"Pas ada formasi penerimaan untuk Jurusan Kimia. Saya coba-coba daftar. Jalurnya, Perwira Polisi Sumber Sarjana (PPSS)," imbuhnya.

Mendengar dirinya mendaftar masuk polisi, kedua orangtua Iptu Helmiady, langsung melarangnya.

"Orangtua melarang. Menganggap masuk polisi itu pakai uang. Apalagi di level perwira. Kalau masuk pakai uang, uangnya dapat dari mana," ucap Helmiady menirukan perkataan orangtuanya.

Mendengar hal itu, Helmiady tak patah arang. Sebagai aktivis, ia tahu benar masih punya idealisme. "Saya bilang sama orangtua, kalau pakai duit, saya mundur, Mak," katanya.

Ia pun akhirnya mengikuti tahapan rekruitmen di Mapolda Kalbar. Menurutnya ada tiga kandidat yang lolos ke pusat.

"Alhamdulillah, Polda Kalbar kirim tiga orang. Satunya saya. Saya urutan tiga. Begitu diseleksi lagi di Mabes, nomor 1 dan 2 tak lolos. Saya yang tinggal," ujarnya.
Maka, jadilah Iptu Helmiady akhirnya mengenyam pendidikan selama enam bulan. Begitu selesai, ia langsung mendapat tugas pertama di Puslabfor Bareskrim Polri.

Saat didesak sekali lagi, apakah benar, dirinya tidak mengeluarkan uang untuk masuk jadi Perwira Polri, Iptu Helmiady menjawab tegas.

"Demi Allah. Tidak ada keluarkan uang. Paling hanya untuk kebutuhan fotokopi. Jadi, tidak ada masuk polisi pakai cara-cara dari belakang. Kalau ada yang menjanjikan, jangan percaya. Saya bilang apa adanya," tegas Helmiady.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved