Berita Video
[VIDEO] Pengakuan Pengguna Narkoba Suntikan (2)
Niat dari diri sendiri juga ada, namun karena tidak kuat menahan sakit di tubuh, S selalu gagal untuk berhenti.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu di antara pengguna narkoba suntikan (penasun) yang berhasil di wawancara Tribun Pontianak, S (39) mengaku menggunakan narkoba sejak 1998.
Awalnya dari pergaulan dengan sering minum minuman keras lalu berlanjut ke ganja dan narkoba lainnya hingga sekarang.
Tidak setiap hari ia bisa menggunakan narkoba. Hal itu tergantung ekonomi dan ketersediaan barang.
"Kalau belum makai, lemah, mau ngapaian serba tidak enak, setelah sudah pakai dapat tenaga lagi," ujar S.
S yang merupakan sarjana ekonomi angkatan 2001 kini telah memiliki istri dan dua orang anak yang duduk di bangku sekolah dasar dan SMA. Hampir setiap hari keluarga dan istrinya meminta ia berhenti.
Niat dari diri sendiri juga ada, namun karena tidak kuat menahan sakit di tubuh, S selalu gagal untuk berhenti. S enggan mengikuti program rehab. Menurut S, hal itu tidak menjamin akan pulih seperti semula.
"Kebanyakan dari kawan, saya lihat tetap balik lagi makai. Jadi percuma," ucapnya.
[VIDEO] Pengakuan Pengguna Narkoba Suntikan (1)
S yang pernah dipenjara selama 5 bulan mengaku sangat terbantu dengan adanya program LASS karena sangat sulit untuk mencari ataupun membeli jarum suntik di toko-toko maupun apotik.
Sebelum adanya program LASS, S harus merogoh kocek Rp 5 hingga Rp 10 ribu untuk mendapatkan satu jarum suntik. S pun harus memutar otak mencari alasan agar orang mau menjual kepadanya.
"Kita masing-masing punya alasan agar orang apotik tidak tahu dan mau menjualnya. Kadang kita bilang untuk suntik ayam," kata S.
Simak selengkapnya video di atas.