Seorang Anggota TNI Berang Dituduh 'Kencing' BBM Pertamina
Tuduhan yang dilontarkan oleh Mirkas ini, berdasarkan atas aplikasi GPS yang dimonitornya.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Steven Greatness
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Praka Zulkifli, sopir truk tangki KB 9542 AG yang ditugaskan untuk membawa truk tangki BBM berkapasitas 8.000 liter berang, karena dituduh telah melakukan penyaluran BBM tidak pada tempatnya atau biasa diistilahkan 'kencing' oleh Mirkas Riyadi alias Cueng (48), Manajer SPBU Nusapati di sekitar kawasan Tugu Khatulistiwa, Selasa (19/7/2016).
Sehari sebelumnya, Senin (18/7/2016), ia bersama puluhan anggota TNI dan Polri memang ditugaskan untuk menjadi sopir cadangan truk tangki pengangkut BBM dari Depot Pertamina.
Langkah ini diambil oleh pihak Pertamina untuk mengantisipasi terganggunya suplai BBM ke wilayah Kalbar, lantaran adanya aksi mogok sejumlah sopir tangki pada Senin (18/7/2016) pagi.
Di hari kedua tugasnya, ia mendapatkan tuduhan tersebut, tatkala akan mengantarkan BBM jenis solar menuju ke SPBU Nusapati di Kecamatan Sungai Pinyuh, Mempawah.
Tuduhan yang dilontarkan oleh Mirkas ini, berdasarkan atas aplikasi GPS yang dimonitornya.
Ia melihat tanda merah pada aplikasi tersebut, sebagai tanda truk tangki yang dikemudikan oleh Praka Zulkifli dan didampingi Serda Juwahir sedang berhenti di sekitar Tugu Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara, Selasa (19/7/2016) pagi.
Informasi yang diperoleh di lapangan, Praka Zulkifli yang mengemudikan truk tangki tersebut dilaporkan oleh seorang sopir yang melakukan mogok kerja pada Senin (18/7/2016), berinisial TJS alias Aj (49), warga Jl Khatulistiwa, Pontianak Utara.
Aj yang kemudian melaporkan Praka Zulkifli tersebut kepada atasannya, bahwa truk tangki KB 9542 AG, sedang berhenti dan diduga "kencing" di seputaran Tugu Khatulistiwa.
Adanya laporan tersebut, atasan Praka Zulkifli lantas mengecek ke Depot Pertamina dengan melakukan Tracking GPS, untuk membuktikan adanya titik pemberhentian mobil KB 9542 AG.
Namun ternyata, apa yang dituduhkan tersebut tidak benar. Setelah dilakukan pengecekan kembali ternyata Aj mendapat info tentang berhentinya truk tangki tersebut dari Mirkas, Manajer SPBU Nusapati.
Menurut keterangan Aj, bahwa dari aplikasi GPS di telepon seluler milik Mirkas terdapat keterangan truk tangki KB 9542 AG, berhenti dan diduga melakukan 'kencing' di seputaran Tugu Khatuilistiwa.
Atas dasar tuduhan tersebut, Praka Zulkifli didampingi Serda Juwahir dan atasannya, kemudian menyampaikan pengaduan pencemaran nama baik ke Polresta Pontianak.
Selain mereka, tampak Manajer SPBU Nusapati, Mirkas Riyadi, seorang sopir tangki yang melakukan mogok kerja bernama TJS, serta Pengurus SPBU Nusapati, MH Suprianto.
Hal ini dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kota, Kompol Andi Yul Lapawesean, bahwa ada anggota TNI bernama Praka Zulkifli, yang bertugas mengemudikan truk tangki, membuat aduan terkait tuduhan Manajer SPBU Nusapati bernama Mirkas.
"Kami telah menerima pengaduan dari seorang anggota TNI dari Kodim, yang membuat aduan adanya dugaan pencemaran nama baik, yang dilakukan Manajer SPBU Nusapati," ungkapnya, Selasa (19/7/2016) sore.
Kejadian ini, lanjut Andi, berawal dari adanya aksi demo mogok kerja yang dilakukan oleh sopir tangki, kemudian pihak kepolisian dan TNI sudah berusaha untuk melakukan kegiatan penyaluran BBM itu, sehingga dari TNI dan Polri menyalurkan sesuai dengan SPBU yang dituju.
Namun, dari Manajer SPBU Nusapati ini menduga bahwa salah satu truk tangki yang dikemudikan anggota TNI, yakni Praka Zulkifli, diduga melakukan 'kencing', sehingga diduga penyataannya tersebut memfitnah bahwa ada seorang anggota TNI melakukan 'kencing' dari truk tangki yang dibawanya.
"Ini akan kami tindaklanjuti, apakah ini betul atau tidak. Akan kami selidiki, namun informasi sementara ada terjadi kesalahpahaman, antara salah satu anggota TNI ini dengan Manajer SPBU Nusapati," tegas Kasat Reskrim.
Kompol Andi Yul juga membenarkan, adanya dugaan kesalahpahaman berawal atas dasar aplikasi GPS telepon seluler milik Mirkas yang mengalami gangguan atau eror, sehingga berdasarkan hal tersebutlah, manajer SPBU Nusapati ini menyampaikan tuduhan tersebut.
"Informasinya demikian, karena adanya aplikasi GPS milik Mirkas yang eror, sehingga Manajer SPBU tersebut mengatakan truk tangki itu 'kencing', kenyataannya tidak, aplikasinya yang eror, itu dugaan sementara, karena bahan bakar sampai ke SPBU tersebut dengan kondisi tidak ada kekurangan dari isi mobil tangki tersebut," pungkas Andi Yul.