Program GSC Prioritaskan Ibu Hamil
Kasus-kasus lain juga yang menjadi sasaran kita adalah anak yang terkena kanker, jantungan, jantung bocor, kaitan dengan nyawa
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - PNPM Mandiri Perdesaan Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kecamatan Sukadana menyampaikan program prioritas saat menggelar Musyawarah Antar Desa (MAD) pada alokasi dana dan lokakarya tahun anggaran 2016, di Aula Desa Sutera, (30/6/2016).
Dalam musyawarah tersebut turut hadir Camat Sukadana, Kepala Desa Sutera, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), dan Tim Pendamping Masyarakat Desa (TPMD) serta Pengelola Kegiatan (PK) sekecamatan Sukadana.
"Di program ini ada kegiatan prioritas yang harus didahulukan seperti sasaran kita terhadap ibu hamil itu yang menjadi prioritas kita. Seperti ibu hamil yang berisiko tinggi dan juga ibu hamil berisiko yang kurang energi Kronis," kata fasilitator Kecamatan Sukadana, Herman, saat menyampaikan materi di depan Kader PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sukadana.
Kemudian untuk anak yang menjadi prioritas, lanjut Herman, adalah balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) di mana anak seperti ini harus mendapatkan perlakuan khusus dan harus cepat ditangani.
"Kasus-kasus lain juga yang menjadi sasaran kita adalah anak yang terkena kanker, jantungan, jantung bocor, kaitan dengan nyawa itu menjadi program kita yang harus diprioritaskan," terang Herman.
Camat Sukadana Syahrial Sholihin berharap agar anggaran pemerintah yang masuk bisa terserap dengan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat, baik itu pembangunan di desa, maupun program-program ke menyangkut kehidupan masyarakat.
"Untuk 2015 saja kita hanya bisa menyerap dananya 56 %, kan sangat disayangkan, dana yang sudah tersedia tidak bisa terserap secara maksimal," katanya.
Apabila Dana Desa, Dana PNPM bisa dikelolah dengan baik maka, lanjut Syahrial, kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dan juga bisa mencapai kesejahteraan masyarakat yang ada
Apalagi sekarang ada kartu sehat, kartu pintar ada lagi yang namanya PKH, luar biasa memang program dari pemerintah.
"Apabila ini bisa disenergikan maka Insya Allah tidak ada lagi anak yang putus sekolah, bagi yang kesehatan tidak ada lagi masyarat yang kesulitan untuk berobat, kemudian tidak ada lagi posyadu yang tidak memiliki timbangan, tidak ada lagi posyadu yang tidak memiliki makanan tambahan," jelas Syahrial
Pada kesempatan itu Syahrial juga berharap agar kader GSC bisa memberantas buta aksara yang ada dikecamatan Sukadana dimana sampai saat ini masih terbilang cukup tinggi angka buta aksara di kabupaten kayong Utara.