Ujian Nasional 2016
Satpol PP Antisipasi Pelajar Nongkrong Malam Hari
Tujuan kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil ujian pelajar di Ketapang ini.
Penulis: Subandi | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Satua Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Ketapang, akan merazia anak-anak khususnya pelajar sekolah menegah atas (SMA) yang akan mengikuti ujian nasional (UN) pekan depan saat nongkrong malam. Ini dikatakan Kepala Satpol PP Ketapang, Edy Junaidi.
“Tujuan kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil ujian pelajar di Ketapang ini. Kita ingin mereka saat ujian benar-benar belajar, tidak ngumpul seperti di taman hingga larut malam,” katanya kepada wartawan di Ketapang, Jumat (1/4/2016).
Ia menjelaskan meskipun hingga saat ini di Ketapang belum diberlakukan jam malam. Namun selama ujian berlangsung Senin (4/4) hingga Kamis (7/4) pihaknya akan menertibkan pelajar tersebut yang masih ngumpul lewat pukul 22.00 WIB.
Tempat yang akan dirazia di antaranya warnet, play station, taman kota dan lain-lain. “Jadi kita akan patroli dan menertibkan pelajar khususnya yang mengikuti ujian. Jika masih kedapatan ngumpul lewat pukul 22.00 akan kita amankan,” tuturnya.
Ia juga berharap kepada orangtua agar ikut serta mengawasi anak-anaknya. Serta melarang anak-anaknya terlebih yang mengikuti ujian untuk keluyuran hingga larut malam. “Semua ini demi kebaikan anak itu sendiri,” ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Ketapang, Ucup Supriatna mengimbau pelajar khususnya peserta ujian nasional agar tak keluar malam. Menurutnya jika tak ada keperluan mendesak sebaiknya waktu malam dimanfaatkan untuk belajar.
Kepada orang tua dan sekolan diharapkannya agar mengawasi anak-anaknya. Sehingga peserta ujian nanti bisa memperoleh nilai terbaik dan mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang lebi tinggi. Meski pun ujian nasional kali ini tidak menentukan kelulusan.
“Kita harap orang tua dan sekolah memotivasi dan mengawasi anak-anaknya. Peran mereka sangat penting bagi anak mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian nanti,” ujarnya.
Ia meminta kepada peserta ujian jika ada kunci jawaban beredar agar tak mempercayainya. Ia memastikan kunci jawaban yang beredar itu tidak benar dan hanya modus penipuan. “Jawab saja soal dengan jujur dan kemampuan sendiri,” sarannya.