Polisi Bunuh Anak Kandung
BREAKING NEWS: Dokter Sien Usulkan Puskesmas Gangguan Jiwa di Melawi
penjualan obat-obat stres atau anti depresan/anti psikotik di apotek-apotek di Melawi sangat tinggi, prostitusi remaja semakin menonjol
Penulis: Ali Anshori | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MELAWI - Dokter Sien Setiawan mengatakan, kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan anggota Sat Intelkam Polres Melawi Brigadir Petrus Bakus terhadap kedua anaknya pasti mengagetkan masyarakat umum.
Namun dari sudut pandang dokter yang sudah 19 tahun bertugas, kasus gangguan jiwa seperti yang terjadi di Nanga Pinoh adalah fenomena gunung es dari semakin tingginya kasus gangguan kesehatan jiwa lainnya.
"Tahun 2014 lalu ada 14 kasus bunuh diri di Kabupaten Melawi, pelecehan seksual, KDRT kepada anak balita/SD sudah cukup banyak terjadi. Pemakai narkoba di kalangan masyarakat umum maupun aparatur sipil dan aparat juga cukup banyak ditemukan," kata Sien, Jumat (26/2/2016).
Sien mengatakan, penjualan obat-obat stres atau anti depresan/anti psikotik di apotek-apotek di Melawi sangat tinggi, prostitusi remaja semakin menonjol, kasus perceraian semakin tinggi.
"Ini menunjukkan betapa meningkatnya kasus kesehatan jiwa, sehingga kami mengusulkan agar pemkab bisa mengirimkan salah satu dokter umum untuk Sekolah Spesialis Jiwa dan juga perlu beberapa Sarjana Psikologi ditempatkan di Kabupaten Melawi ini. Perlu juga dibangun sebuah puskesmas khusus perawatan jiwa," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, khusus jajaran Kepolisian digegerkan ulah oknum anggota Kepolisian Polres Melawi, yang diduga telah membunuh dua anak kandungnya.
Peristiwa nahas ini diperkirakan terjadi Jumat (26/2/2016) sekitar pukul 00.40 WIB dini hari.
Kedua korban itu anak laki-laki berinisial Fa berusia 4 tahun dan anak perempuan berinisial Am yang usianya 3 tahun.
Pelaku pembunuhan, Brigadir Petrus Bakus (PB) merupakan ayah kandung kedua korban.