Kecelakaan Longboat di Perairan Kubu
BREAKING NEWS: Tambuk Memaklumi Nakhoda Longboat Berdiri
Tambuk bisa memaklumi adanya kabar yang mengatakan sesaat sebelum kejadian, pengemudi longboat berdiri.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Tangis histeris pecah di Puskesmas Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat, Minggu (13/12/2015). Mereka ingin memastikan kondisi keluarganya yang menumpang di longboat maut itu.
Pemilik CV Indo Kapuas Ekspress, Tambuk Silitonga menegaskan, korban yang tercatat saat hanya nama sesuai data yang dimiliki pihaknya berdasarkan manifest pembelian tiket. Ia juga mengatakan telah berupaya meminta kepada penumpang yang membawa anak untuk membeli tiket bagi anaknya.
"Apapun situasinya, namanya nyawa, kami pun tidak mau begitu. Selama ini, kami selalu ingatkan kepada penumpang, jangan sampai anak kecil pun tidak terdata. Harus didata. Minimal separo membayar tiket agar masuk data (manifest) semua," katanya.
Tambuk mengatakan, sebenarnya jika memang longboat belum penuh, pihaknya memperbolehkan nakhoda menaikan penumpang di Dermaga Kubu. Sehingga ia menduga, adanya jumlah penumpang di luar data pembeli tiket, dimungkinkan penumpang yang naik dari Dermaga Kubu. "Mungkin saat itu belum penuh. Makanya dia (nahkoda) berani mengambil. Kalau sudah penuh, dia ndak berani mengambil," tegasnya.
Tambuk bisa memaklumi adanya kabar yang mengatakan sesaat sebelum kejadian, pengemudi longboat berdiri. Hal tersebut menurutnya sebagai upaya pengemudi untuk memastikan tidak ada sesuatu apa pun yang menghalangi di depan.
"Sopirnya berdiri, berdiri untuk melihat kayu. Karena kalau dia begini (duduk) di speed, terlindung kaca speed yang ditambah tenda yang dipasang, dia ndak nampak. Dia berdiri, supaya kelihatan apa yang ada di depan. Sungguh sudah berdiri dia begitu, masih kena dengan batang kayu di depannya," katanya.
